Emiten Asuransi Ini Tercuan, Eh Emiten Hotel Ini Terboncos
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau pada perdagangan Jumat (22/7/2022) akhir pekan lalu.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,33% di level 6.886,96 pada perdagangan akhir pekan lalu.
Sedangkan sepanjang pekan lalu, IHSG terpantau melejit 3,53% secara point-to-point (ptp). IHSG pada akhirnya kembali cerah pada pekan lalu, setelah dalam tiga pekan beruntun mengalami koreksi.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 470,29 miliar di pasar reguler.
BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian IHSG mencapai sekitaran Rp 11 triliun pada akhir pekan lalu, dengan melibatkan 21 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali.
Di tengah cerahnya IHSG pada pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Saham emiten asuransi umum yakni PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) memimpin jajaran top gainers pada Jumat akhir pekan lalu. Saham AHAP ditutup meroket 22,22% ke posisi harga Rp 99/saham.
Nilai transaksi saham AHAP pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 9,48 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 94,85 juta lembar saham. Investor asing melepas saham AHAP sebesar Rp 2,36 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 11 Juli hingga perdagangan akhir pekan lalu, saham AHAP tercatat 5 kali menghijau, 4 kali merah, dan 1 kali stagnan. Dengan ini, saham AHAP meroket 70,69% dalam sepekan terakhir dan melejit 73,68% dalam sebulan terakhir.
AHAP berencana menggelar penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu IV (PMHMETD IV) atau rights issue. Dalam aksi korporasi tersebut, AHAP membidik pendanaan hingga Rp 98 miliar.
Dalam keterbukaan informasi lewat BEI, Asuransi Harta Aman akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,96 miliar saham, dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham.
"Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sampai dengan maksimum 40%," tulis manajemen dalam prospektus rights issue.
Tujuan dari aksi korporasi ini adalah untuk memperkuat permodalan dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.
Selanjutnya, penambahan portofolio investasi dinilai akan meningkatkan rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) serta rasio kecukupan investasi (RKI) dalam rangka mendukung pertumbuhan usaha AHAP.
Sebagai informasi, RBC Asuransi Harta Aman per 31 Maret 2022 tercatat ada di level 212%. Angka tersebut masih di atas ketentuan dari OJK yang minimal RBC ada di level 120%.
Selain saham AHAP, terdapat saham emiten eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi serta pertambangan komoditas lainnya yakni PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI). BIPI menjadi saham yang berada di posisi kedua di jajaran top gainers pada perdagangan akhir pekan lalu.
Saham BIPI ditutup melejit 21,05% ke posisi Rp 184/saham. Nilai transaksi saham BIPI pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 447,25 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,51 miliar lembar saham. Asing mengoleksi saham BIPI sebesar Rp 51,21 miliar di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 11 Juli hingga perdagangan akhir pekan lalu, saham BIPI tercatat hanya 3 kali melemah, sedangkan sisanya yakni 7 kali menghijau.
Bahkan tak hanya secara harian saja, saham BIPI juga masuk ke jajaran top gainers sepanjang pekan lalu, di mana saham BIPI sudah melesat hingga 39,3% dalam sepekan terakhir. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham BIPI sudah melonjak hingga 58,62%.
Belum diketahui penyebab saham BIPI melesat pada akhir pekan lalu dan sepanjang pekan lalu. Tetapi pada Maret lalu, BEI sempat memantau dan BIPI masuk dalam radar pantauan akibat terjadi peningkatan harga saham yang tidak wajar atau Unusual Market Activity (UMA).
"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham BIPI tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis direksi bursa saat itu.
(chd/vap)