Top Gainers-Losers

Emiten Asuransi Ini Tercuan, Eh Emiten Hotel Ini Terboncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
25 July 2022 06:50
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten hotel yakni PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) memimpin top losers pada akhir pekan lalu, di mana sahamnya ditutup ambruk 6,96% ke posisi harga Rp 147/saham. Dengan ini, maka saham DFAM menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) akhir pekan lalu.

Nilai transaksi saham DFAM pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 1,91 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 12,97 juta lembar saham. Investor asing melepas saham DFAM sebesar Rp 5,17 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 11 Juli hingga perdagangan akhir pekan lalu, saham DFAM hanya mencetak penguatan sekali saja, sedangkan sisanya yakni 8 kali terkoreksi dan sekali stagnan.

Bahkan tak hanya secara harian saja, saham DFAM juga masuk ke jajaran top gainers sepanjang pekan lalu, di mana saham DFAM tercatat ambles hingga 29,33% dalam sepekan terakhir. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham DFAM ambrol 28,64%.

Menilik ke belakang, harga saham DFAM sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi setidaknya selama setahun terakhir di Rp 780/saham pada 7 April 2022. Setelah itu, saham DFAM cenderung turun ke bawah, kendati pernah mencuat ke Rp 580/saham pada 3 Juni lalu.

Jika melihat kinerja laporan keuangannya, pendapatan bersih DFAM turun 8,48% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 16,11 miliar per kuartal I-2022. DFAM sendiri masih merugi hingga Rp 3,96 miliar, berkurang dari rugi bersih periode yang sama tahun lalu Rp 5,52 miliar.

Sebagai informasi, Dafam Property berdiri sejak 2011. DFAM telah selesai menggarap proyek-proyek komersil dan hunian serta hotel dan resort yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Adapun Dafam Property Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti, mulai dari perumahan, komersial, dan juga hotel & resort.

Selain saham DFAM, terdapat saham emiten peternakan ayam yang baru melantai di bursa pada Senin pekan lalu yakni PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI). Saham DEWI ditutup ambles 6,92% ke posisi Rp 148/saham dan juga menyentuh batas ARB-nya pada akhir pekan lalu.

Nilai transaksi saham DEWI pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 317,33 juta dengan volume perdagangan sebanyak 2,14 juta lembar saham.

Saham DEWI sempat menyentuh harga tertingginya pada perdagangan Rabu pekan lalu atau hari ketiganya di Rp 230/unit. Tetapi hari itu juga, saham DEWI tidak mampu bertahan dan langsung berbalik terkoreksi.

Sejak debut perdananya pada Senin pekan lalu, saham DEWI hanya mencetak penguatan dua kali, yakni pada perdagangan perdananya yang melesat 35% dan perdagangan hari kedua yang melonjak 34,81%. Setelah itu, saham DEWI cenderung terkoreksi.

Dari harga penawaran perdananya di Rp 100/saham hingga akhir pekan lalu, saham DEWI sejatinya masih melonjak 48% dan masih berada di atas harga penawaran perdananya.

Sebelumnya, harga penawaran DEWI adalah senilai Rp 100 per lembar saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 2.000.000.000 lembar saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah senilai Rp 200 miliar.

Perseroan melepas sebanyak 700 juta saham baru dengan nominal Rp 50 per saham atau setara dengan 35% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah pencatatan perdana (Initial Public Offering/IPO).

DEWI bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan sub sektor Food & Beverage. Adapun industri dari DEWI adalah Agricultural Products dengan sub industri Fish, Meat, & Poultry.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular