Top Gainers-Losers

Emiten Asuransi Ini Tercuan, Eh Emiten Hotel Ini Terboncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
25 July 2022 06:50
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau pada perdagangan Jumat (22/7/2022) akhir pekan lalu.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,33% di level 6.886,96 pada perdagangan akhir pekan lalu.

Sedangkan sepanjang pekan lalu, IHSG terpantau melejit 3,53% secara point-to-point (ptp). IHSG pada akhirnya kembali cerah pada pekan lalu, setelah dalam tiga pekan beruntun mengalami koreksi. 

Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 470,29 miliar di pasar reguler.

BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian IHSG mencapai sekitaran Rp 11 triliun pada akhir pekan lalu, dengan melibatkan 21 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali.

Di tengah cerahnya IHSG pada pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Gainers

Saham emiten asuransi umum yakni PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) memimpin jajaran top gainers pada Jumat akhir pekan lalu. Saham AHAP ditutup meroket 22,22% ke posisi harga Rp 99/saham.

Nilai transaksi saham AHAP pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 9,48 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 94,85 juta lembar saham. Investor asing melepas saham AHAP sebesar Rp 2,36 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 11 Juli hingga perdagangan akhir pekan lalu, saham AHAP tercatat 5 kali menghijau, 4 kali merah, dan 1 kali stagnan. Dengan ini, saham AHAP meroket 70,69% dalam sepekan terakhir dan melejit 73,68% dalam sebulan terakhir.

AHAP berencana menggelar penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu IV (PMHMETD IV) atau rights issue. Dalam aksi korporasi tersebut, AHAP membidik pendanaan hingga Rp 98 miliar.

Dalam keterbukaan informasi lewat BEI, Asuransi Harta Aman akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,96 miliar saham, dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham.

"Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sampai dengan maksimum 40%," tulis manajemen dalam prospektus rights issue.

Tujuan dari aksi korporasi ini adalah untuk memperkuat permodalan dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.

Selanjutnya, penambahan portofolio investasi dinilai akan meningkatkan rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) serta rasio kecukupan investasi (RKI) dalam rangka mendukung pertumbuhan usaha AHAP.

Sebagai informasi, RBC Asuransi Harta Aman per 31 Maret 2022 tercatat ada di level 212%. Angka tersebut masih di atas ketentuan dari OJK yang minimal RBC ada di level 120%.

Selain saham AHAP, terdapat saham emiten eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi serta pertambangan komoditas lainnya yakni PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI). BIPI menjadi saham yang berada di posisi kedua di jajaran top gainers pada perdagangan akhir pekan lalu.

Saham BIPI ditutup melejit 21,05% ke posisi Rp 184/saham. Nilai transaksi saham BIPI pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 447,25 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,51 miliar lembar saham. Asing mengoleksi saham BIPI sebesar Rp 51,21 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 11 Juli hingga perdagangan akhir pekan lalu, saham BIPI tercatat hanya 3 kali melemah, sedangkan sisanya yakni 7 kali menghijau.

Bahkan tak hanya secara harian saja, saham BIPI juga masuk ke jajaran top gainers sepanjang pekan lalu, di mana saham BIPI sudah melesat hingga 39,3% dalam sepekan terakhir. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham BIPI sudah melonjak hingga 58,62%.

Belum diketahui penyebab saham BIPI melesat pada akhir pekan lalu dan sepanjang pekan lalu. Tetapi pada Maret lalu, BEI sempat memantau dan BIPI masuk dalam radar pantauan akibat terjadi peningkatan harga saham yang tidak wajar atau Unusual Market Activity (UMA).

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham BIPI tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis direksi bursa saat itu.

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten hotel yakni PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) memimpin top losers pada akhir pekan lalu, di mana sahamnya ditutup ambruk 6,96% ke posisi harga Rp 147/saham. Dengan ini, maka saham DFAM menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) akhir pekan lalu.

Nilai transaksi saham DFAM pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 1,91 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 12,97 juta lembar saham. Investor asing melepas saham DFAM sebesar Rp 5,17 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 11 Juli hingga perdagangan akhir pekan lalu, saham DFAM hanya mencetak penguatan sekali saja, sedangkan sisanya yakni 8 kali terkoreksi dan sekali stagnan.

Bahkan tak hanya secara harian saja, saham DFAM juga masuk ke jajaran top gainers sepanjang pekan lalu, di mana saham DFAM tercatat ambles hingga 29,33% dalam sepekan terakhir. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham DFAM ambrol 28,64%.

Menilik ke belakang, harga saham DFAM sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi setidaknya selama setahun terakhir di Rp 780/saham pada 7 April 2022. Setelah itu, saham DFAM cenderung turun ke bawah, kendati pernah mencuat ke Rp 580/saham pada 3 Juni lalu.

Jika melihat kinerja laporan keuangannya, pendapatan bersih DFAM turun 8,48% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 16,11 miliar per kuartal I-2022. DFAM sendiri masih merugi hingga Rp 3,96 miliar, berkurang dari rugi bersih periode yang sama tahun lalu Rp 5,52 miliar.

Sebagai informasi, Dafam Property berdiri sejak 2011. DFAM telah selesai menggarap proyek-proyek komersil dan hunian serta hotel dan resort yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Adapun Dafam Property Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti, mulai dari perumahan, komersial, dan juga hotel & resort.

Selain saham DFAM, terdapat saham emiten peternakan ayam yang baru melantai di bursa pada Senin pekan lalu yakni PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI). Saham DEWI ditutup ambles 6,92% ke posisi Rp 148/saham dan juga menyentuh batas ARB-nya pada akhir pekan lalu.

Nilai transaksi saham DEWI pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 317,33 juta dengan volume perdagangan sebanyak 2,14 juta lembar saham.

Saham DEWI sempat menyentuh harga tertingginya pada perdagangan Rabu pekan lalu atau hari ketiganya di Rp 230/unit. Tetapi hari itu juga, saham DEWI tidak mampu bertahan dan langsung berbalik terkoreksi.

Sejak debut perdananya pada Senin pekan lalu, saham DEWI hanya mencetak penguatan dua kali, yakni pada perdagangan perdananya yang melesat 35% dan perdagangan hari kedua yang melonjak 34,81%. Setelah itu, saham DEWI cenderung terkoreksi.

Dari harga penawaran perdananya di Rp 100/saham hingga akhir pekan lalu, saham DEWI sejatinya masih melonjak 48% dan masih berada di atas harga penawaran perdananya.

Sebelumnya, harga penawaran DEWI adalah senilai Rp 100 per lembar saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 2.000.000.000 lembar saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah senilai Rp 200 miliar.

Perseroan melepas sebanyak 700 juta saham baru dengan nominal Rp 50 per saham atau setara dengan 35% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah pencatatan perdana (Initial Public Offering/IPO).

DEWI bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan sub sektor Food & Beverage. Adapun industri dari DEWI adalah Agricultural Products dengan sub industri Fish, Meat, & Poultry.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular