AXIO Pendatang Baru, Tapi Merangsek ke Jajaran Top Gainers!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun cenderung tipis pada perdagangan Rabu (20/7/2022) kemarin, setelah Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,5%. Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut turun 0,15% ke posisi 6.864,13.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG sejatinta sempat naik tipis 0,07% di posisi 6.879,72. Namun, 2 menit berselang, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah hingga akhir perdagangan.
Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan melibatkan 17 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 264 saham menguat, 224 saham melemah, dan 193 lainnya mendatar.
Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 538,78 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 484,37 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 54,41 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Saat IHSG turun cenderung tipis-tipis, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.
Saham emiten produsen laptop bermerek Axioo yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu lalu yakni PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO) memimpin jajaran top gainers kemarin. Saham AXIO ditutup meroket 26,98% ke posisi harga Rp 240/saham.
Nilai transaksi saham AXIO pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 222,41 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 923,53 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham AXIO sebesar Rp 225,43 juta di pasar reguler.
Kemarin merupakan perdagangan hari kedua pasca AXIO resmi melantai di bursa pada Rabu lalu. Perusahaan produsen laptop merek Axioo tersebut menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 140/saham.
Perseroan menawarkan sebanyak 1,04 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham yang mewakili sebanyak 17,81% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO. Dengan demikian, perseroan bakal meraup dana sebesar Rp 145,6 miliar dari aksi korporasi ini.
Adapun seluruh dana Hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi akan digunakan untuk, sekitar 90% untuk modal kerja (working capital) untuk menunjang peningkatan penjualan Perseroan berupa keperluan pembelian bahan baku komponen dan suku cadang produk Perseroan yang meliputi LCD, motherboard, SSD, RAM, dan lainnya.
Selain itu, akan digunakan pula oleh Perseroan untuk pembiayaan piutang usaha, peningkatan kualitas Human Capital Development atau SDM melalui pengembangan melalui pelatihan internal maupun eksternal serta pengembangan channel distribusi melalui tenaga pemasaran dan perluasan cakupan service centre pada area pemasaran Perseroan.
Sisanya yakni 10% akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) antara lain untuk perluasan area gudang dan produksi yang berlokasi di pabrik saat ini dan pembelian peralatan pendukung produksi.
Alat yang dibeli berupa conveyor line, forklift, racking management, serta mesin berupa surface mounting technology (SMT) untuk keperluan produksi motherboard dan alat pendukung pengembangan berupa alat tes hasil produksi (quality control kit).
Pembelian ini untuk memenuhi kenaikan volume permintaan dan penjualan tahun 2022 dan ke depannya serta dapat meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan proses produksi AXIO.
Selain saham baru AXIO, terdapat pula saham emiten induk peritel Grup Salim pemilik minimarket Indomaret yakni PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), di mana harga sahamnya melonjak 17,84% ke posisi Rp 4.030/saham.
Nilai transaksi saham DNET pada perdagangan kemarin mencapai Rp 98,76 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 27.900 lembar saham. Asing juga mengoleksi saham DNET sebesar Rp 2,3 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 11 Juli hingga kemarin, saham DNET tercatat hanya mencetak koreksi sebanyak 2 kali, sedangkan sisanya menguat 4 kali dan stagnan sebanyak 3 kali.
Dalam sepekan terakhir, saham DNET melonjak 19,23%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, DNET telah melesat hingga 22,12%.
Belum ada informasi signifikan terkait kenaikan harga saham DNET yang cukup signifikan. Tetapi, perseroan optimistis atas prospek entitas anak dan asosiasi di tahun 2022, di mana kinerja bisnis diproyeksikan bertumbuh lewat bisnis KFC, Indomaret, Sari Roti, serta FiberStar.
Untuk diketahui, DNET merupakan induk usaha atas entitas asosiasi PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Fastfood Indonesia Tbk (FAST) dan induk dari entitas anak, yaitu PT Mega Akses Persada (MAP/ FiberStar).
Adapun secara konsolidasi, pendapatan Indoritel di kuartal pertama tahun 2022 tumbuh 66,2% menjadi Rp 225 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 135 miliar.
Di tahun ini, PT Indomarco Prismatama (Indomaret) ditargetkan dapat membuka sebanyak 1.200 gerai baru. Hingga akhir semester I-2022, jumlah total gerai Indomaret berjumlah sekitar 20.200 gerai.
(chd)