Gap Belum Tertutup, Waspada IHSG Lanjutkan Penurunan!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terdampar di zona merah setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate di 3,5%. IHSG melemah 0,15% dan ditutup di 6.864,13 pada perdagangan kemarin (21/7). Pelemahan juga dialami oleh mayoritas indeks saham acuan Asia.
Indeks Hang Seng bahkan amblas 1,51%. Hanya indeks Nikkei yang berhasil lolos dari tekanan koreksi dan menguat 0,44%.
Nilai tukar rupiah juga turut tertekan kemarin. Rupiah sudah tembus Rp 15.030/US$ di pasar spot. Pelemahan rupiah memang menjadi sentimen negatif untuk IHSG.
Setelah the Fed (bank sentral AS) agresif menaikkan suku bunga acuan, kini giliran bank sentral Eropa (ECB) yang menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir.
Tak tanggung-tanggung, ECB langsung menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 0,5%. Kenaikan tersebut lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 25 bps.
Kenaikan suku bunga ECB dan pelemahan nilai tukar rupiah masih akan menjadi sentimen negatif untuk pergerakan IHSG hari ini.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, pergerakan indeks cenderung menurun dan mendekati batas bawah BB terdekat di 6.782.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum. Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI IHSG mengalami penurunan ke 53,09 yang mengindikasikan adanya penguatan momentum jual dan mengindikasikan adanya profit taking setelah sebelumnya menguat signifikan.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah memotong garis EMA 26 dari bawah dan bar histogram beranjak dari zona negatif.
Melihat berbagai sentimen yang ada dan indikator teknikal, IHSG masih memiliki peluang koreksi dan perlu menguji level support terdekat di 6.782. Apabila level ini tertembus maka IHSG berpotensi turun ke 6.700. Apalagi jika mengingat pada perdagangan dua hari lalu IHSG melesat dan menciptakan Gap pada candlestick.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)