Bursa Asia Masih Belum Kuat Main di Zona Hijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
21 July 2022 16:52
A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup bervariasi dengan mayoritas melemah pada perdagangan Kamis (21/7/2022),di tengah masihdovish-nya beberapa bank sentraldi kawasan tersebut.

Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,44% ke posisi 27.803, ASX 200 Australia terapresiasi 0,52% ke 6.794,3, dan KOSPI Korea Selatan melesat 0,93% ke 2.409,16.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong ditutup ambles 1,51% ke 20.574,63, Shanghai Composite China merosot 0,99% ke 3.272, Straits Times Singapura melemah 0,57% ke 3.152,3, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir turun 0,15% ke posisi 6.864,13.

Dari Jepang, bank sentral (Bank of Japan/BoJ) kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah pada hari ini. Suku bunga acuan BoJ tetap berada di level -0,1%. Hal ini sesuai dengan prediksi pasar dalam polling Reuters yang memperkirakan BoJ tetap bersikap dovish.

Selain itu, BoJ juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini dan memproyeksikan inflasi akan melambat ke bawah 2% pada tahun depan karena dampak kenaikan harga komoditas mulai berkurang.

Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda menepis kemungkinan pengetatan kebijakan jangka pendek, di mana Kuroda sama sekali tidak memiliki rencana untuk menaikkan suku bunga atau menaikkan batas implisit 0,25% yang ditetapkan untuk target imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10-tahun.

"Ekonomi tengah berada di jalur pemulihan dari pandemi Covid-19. Tetapi, memburuknya persyaratan perdagangan Jepang juga menyebabkan arus keluar pendapatan," kata Kuroda dalam konferensi pers.

Sikap BoJ yang masih dovish mengikuti langkah bank sentral China, Indonesia, dan beberapa bank sentral lainnya yang masih melunak di tengah banyak bank sentral yang sudah hawkish untuk membendung inflasi yang masih meninggi.

"BoJ tetap menjadi benteng stabilitas di sini," kata Jesper Koll, direktur di Monex Group Japan, dikutip dari CNBC International.

Dari kabar korporasi di Asia-Pasifik, saham Rio Tinto di Australia ambles 2,01%, setelah perusahaan mengatakan akan membayar pajak tambahan kepada Australian Taxation Office (ATO) sebesar AS$ 613 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun (asumsi kurs Rp 10.400/AS$) atas perselisihan. Rio sebelumnya telah membayar ATO sebesar AS$ 378 juta (Rp 3,9 triliun).

Sedangkan di Korea Selatan, saham produsen mobil Hyundai Motors ditutup stagnan, setelah pendapatan perusahaan melebihi perkirakan.

Pendapatan Hyundai pada kuartal II-2022 naik menjadi 36 triliun won Korea. Sedangkan laba bersih Hyundai pada kuartal II-2022 melonjak 55,6%, dari periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar 3 triliun won Korea.

Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas melemah terjadi karena pasar kembali menimbang kondisi makroekonomi global setelah inflasi di kawasan Eropa kembali meninggi, layaknya di Amerika Serikat (AS) yang juga meninggi.

Beberapa analis menilai pasar saham global masih diselimuti 'awan mendung' karena tetap pada level historis yang pesimis. Risiko terjadinya resesi global masih ditakuti oleh pelaku pasar, sehingga setelah beberapa hari menguat, investor cenderung melepas kembali saham-sahamnya.

"Sentimen pasar lebih buruk hari ini daripada di awal pandemi, bahkan nyaris sama dengan tahun 2008, jika dibandingkan dengan penurunan saat ini," kata Keith Buchanan, manajer portofolio di Globalt, manajer uang yang berbasis di Atlanta.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular