Eropa Mau Nyusul Naikin Suku Bunga, Perak Melorot Nyaris 2%!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 21/07/2022 17:27 WIB
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat membebani laju harga perak dunia. Logam mulia tersebut pun ambles nyaris 2% pada perdagangan hari ini.

Pada Kamis (21/7/2022) pukul 16.57 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 18,13/ons, melemah 1,85% dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin.


Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 107,19, naik 0,11% dibandingkan hari sebelumnya. Ini jadi sentimen negatif bagi perak yang dibanderol dengan dolar. Sebab menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Perak dunia sebagai safe haven secara tradisional adalah pelindung aset ketika inflasi sedang tinggi. Namun inflasi yang tinggi memicu kenaikan suku bunga bank sentral di dunia.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pun dijadwalkan bertemu pada 26-27 Juli, ketika diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps.

Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 32,1% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 2,5-2,75%. Sementara 67,9% memperkirakan kenaikan suku bunga akan sebesar 75 bps.

Bank sentral Eropa (ECB) juga diperkirakan akan mengerek suku bunga acuan Kamis malam nanti. Setelah inflasi Eropa berdasarkan consumer price index (CPI) final mencapai 8,6% year-on-year (yoy) di Juni. Ini lebih tinggi dari rilis awal 8,1% (yoy).

Kenaikan suku bunga membuat kilau perak redup karena perak tidak memberikan imbal hasil.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi