Gawat! Properti di AS Mulai Lesu, Harga Tembaga Anjlok 1,65%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 July 2022 16:34
FILE PHOTO: Workers pour melted copper in a mould to make utensils and accessories inside a workshop in Srinagar March 27, 2014. REUTERS/Danish Ismail/File Photo
Foto: REUTERS/Danish Ismail/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia merosot pada perdagangan hari ini. Penyebabnya, kekhawatiran atas melemahnya prospek permintaan setelah data penjualan rumah Amerika Serikat (AS) melambat.

Pada Kamis (21/7/2022) pukul 15.35 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.256/ton, turun 1,65% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.

Aktivitas pembangunan rumah baru AS turun ke level terendah selama sembilan bulan pada Juni dan izin untuk proyek konstruksi baru juga tergelincir. Penyebab menurunnya pembangunan rumah baru karena lonjakan tingkat hipotek mengurangi keterjangkauan.

Tingkat pembangunan perumahan mulai turun 2% ke 1.559 juta unit bulan lalu. Ini merupakan level terendah sejak September 2021, berdasarkan data Departemen Perdagangan AS. Sementara data untuk Mei direvisi lebih tinggi ke tingkat 1.591 juta unit dari yang dilaporkan sebelumnya 1.549 juta unit.

Pencapaian tersebut di bawah konsensus ekonom yang disurvei oleh Reuters. Konsensus memperkirakan pembangunan rumah sebesar 1.580 juta unit. Sementara izin untuk pembangunan rumah masa depan turun 0,6% ke tingkat 1.685 juta unit, juga terendah sejak September.

Perumahan keluarga tunggal, yang berkontribusi besar dari pembangunan rumah, jatuh 8,1% ke tingkat 982.000 unit pada bulan Juni. Ini pertama kalinya pembangunan rumah itu turun di bawah angka 1 juta dalam dua tahun.

Izin bangunan untuk rumah keluarga tunggal sebagai indikator konstruksi masa depan juga turun 8% ke tingkat 967.000 unit, terendah sejak Juni 2020.

Turunnya aktivitas pembangunan rumah di Amerika Serikat menjadi sentimen negatif bagi harga tembaga dunia. Sebab, konstruksi adalah konsumen terbesar tembaga. Menurut Wood Mackenzie, penggunaan terbesar tembaga adalah konstruksi dengan kontribusi sebesar 28%.

Amerika Serikat pada tahun 2020 mengkonsumsi 1,8 juta ton tembaga dan 2 juta tembaga scrap, di mana 46% digunakan untuk konstruksi dan pembangunan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular