Rehat Dulu, Harga Minyak Terkoreksi 0,54% Siang Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak melemah terjebak tarik-menarik antara kekhawatiran pasokan karena sanksi Barat terhadap Rusia dan tekanan pada indikasi kebijakan bank sentral untuk menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.
Pada Rabu (20/7/2022) pukul 12.00 WIB harga minyak jenis brent tercatat US$ 106,77/barel, turun 0,54% dibanding kemarin. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 103,88/barel, turun 0,33%.
Sanksi barat terhadap Rusia membuat pasokan minyak dari Negara Beruang Merah tersebut susut di dunia. Apalagi Rusia adalah salah satu pemasok minyak dunia. Kontribusinya mencapai 12,2% terhadap produksi dunia dengan total 10,94 juta barel per hari (bph) menurut BP Statistical Review 2022.
Karena sanksi tersebut tingkat inflasi melejit dan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga. The Fed dijadwalkan bertemu pada 26-27 Juli dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps setelah inflasi mencapai 9,1% pada Juni.
Sementara itu, pembuat kebijakan ECB akan membahas apakah akan menaikkan suku bunga sebesar 25 atau 50 poin pada pertemuan mereka pada hari Kamis untuk menjinakkan rekor inflasi yang tinggi, kata dua sumber yang mengetahui langsung diskusi tersebut yang mengatakan kepada Reuters.
Kenaikan suku bunga dapat membuat ekonomi menjadi melambat bahkan resesi. Ini yang membuat harga minyak dunia menjadi melemah karena resesi dapat menurunkan permintaan minyak mentah.
Selain itu, stok minyak mentah dan bensin Amerika Serikat naik, menurut sumber pasar yang dikutip oleh Reuters. Stok minyak mentah naik sekitar 1,9 juta barel untuk pekan yang berhasil 15 Juli. Persediaan bensin naik 1,3 juta barel, sementara stok sulingan turun sekitar 2,2 juta barel, menurut sumber tersebut.
Negeri Paman Sam adalah negara produsen minyak terbesar dunia dengan produksi 16,59 juta bph atau berkontribusi 18,5% terhadap total produksi dunia. Sehingga dinamika produksi di sana akan sangat menentukan pergerakan harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)