
Bos Sawit Agak Lega, CPO Naik 2,73% Setelah Turun 2,79%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah atawa Crude Palm Oil (CPO) menguat tajam di sesi awal perdagangan pada Rabu (20/7/2022), setelah kemarin berakhir ambles 2,79%.
Melansir Refinitiv, pukul 08:00 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.916/ton atau melesat 2,73%.
Lalu, bagaimana prediksi harga CPO hari ini?
Menurut analis komoditas Reuters, Wang Tao menilai bahwa harga CPO diprediksikan akan menyentuh MYR 4.246/ton karena siklus gelombang dari MYR 6.698/ton telah selesai. Harga CPO akan mencapai titik target setelah menembus MYR 3.958/ton.
![]() CPO 20 Juli |
Minyak sawit berjangka acuan Malaysia berakhir anjlok 2,79% ke MYR 3.812/ton (US$862,19/ton) pada Selasa (19/7) karena penghapusan pungutan ekspor CPO Indonesia dan kemungkinan penundaan program biodiesel B35 yang menekan sentimen pasar nabati dunia.
Terkoreksinya harga CPO kemarin telah menghentikan reli CPO selama dua hari beruntun.
Pada Selasa (19/7), Pejabat Kementerian Energi Dadan Kusdiana mengatakan bahwa Indonesia 'sangat mungkin' menunda peluncuran biodiesel dengan kandungan minyak sawit 35% atau yang dikenal B35 yang sebelumnya diperkirakan akan dimulai pada 20 Juli.
"Program B35 masih perlu pembahasan dengan kementerian terkait, terutama terkait aspek teknis, misalnya spesifikasi biodiesel dan juga kemungkinan dampaknya terhadap mesin," kata Dadan kepada Reuters.
Saat ini, Indonesia masih memproduksi biodiesel dengan kandungan minyak sawit 30% atau B30. Program B35 ditujukan untuk menyerap persediaan CPO dari dalam negeri yang membengkak setelah larangan ekspor CPO yang sempat diberlakukan pada 28 April hingga 22 Mei 2022.
Tidak hanya itu, kebijakan pemerintah Indonesia untuk memotong pungutan ekspor, meningkatkan kecemasan bahwa CPO Indonesia akan membanjiri pasar nabati. Sedangkan dari sisi permintaan, masih belum sebanding.
Menteri Komoditas Malaysia Zuraida Kamruddin memperingatkan bahwa ekspor CPO ke China akan terus dipengaruhi oleh tantangan ekonomi global dan impor secara keseluruhan kemungkinan akan turun. Pasalnya, China merupakan salah satu negara importir terbesar CPO.
Dia juga menambahkan bahwa total impor China pada tahun ini tidak mungkin mendekati volume yang tercatat tahun lalu karena suku bunga tinggi, tekanan inflasi dan kekhawatiran akan resesi membayangi.
Saat yang bersamaan, analis terkemuka Dorab Mistry juga menyerukan prediksikan bahwa harga CPO akan terus turun hingga ke level MYR 3.000/ton.
Namun, harga CPO hari ini kembali naik. Menurut Kepala Eksekutif Pialang Sunvin Group Sandeep Bajoria bahwa harga CPO yang telah terkoreksi menjadikan harga minyak sawit lebih murah dibandingkan dengan minyak bunga matahari dan minyak kedelai. Sehingga, CPO menjadi lebih menarik.
Meskipun, permintaan dari China menurun, tapi permintaan dari negara lain meningkat.
Minyak sawit mentah ditawarkan dengan harga $1.062 per ton termasuk biaya, asuransi dan pengiriman (CIF) di India untuk pengiriman Agustus, dibandingkan dengan $1.417 dan $1.550 untuk minyak kedelai mentah dan minyak bunga matahari.
Sudhakar Rao Desai, Presiden Asosiasi Produsen Minyak Nabati India (IVPA) mengatakan bahwa India telah mengimpor 1,68 juta ton pada Juni dan diprediksikan akan mengimpor 2 juta ton minyak sawit pada bulan setelahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terimakasih RI! Harga CPO Dunia Jadi Lebih Murah