Bursa Eropa Dibuka Merah Jelang Keputusan Suku Bunga ECB

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Selasa, 19/07/2022 14:45 WIB
Foto: Frankfurt Stock Exchange (DAX) (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa di sesi awal kompak terkoreksi pada perdagangan Selasa (19/7/2022). Padahal, dua hari sebelumnya sempat reli beruntun.

Indeks Stoxx 600 di awal sesi turun 0,3% ke posisi 417,2, di mana saham emiten teknologi merosot 1,2% dan menjadi pemimpin penurunan. Namun, saham emiten kesehatan naik 0,8%.

Hal yang serupa terjadi pada indeks DAX Jerman jatuh 0,27% ke 12.925,18 dan indeks CAC Prancis terkoreksi 0,55% ke posisi 6.058,53. Sedangkan, indeks FTSE jatuh 0,19% ke 7.209,36.


Pada Senin (18/7), indeks Stoxx 600 berakhir menguat 0,8% di tengah sentimen yang positif. Namun, beberapa analis bernada skeptis terhadap reli yang akan berkelanjutan, mengingat kurangnya pendorong fundamental dan kekhawatiran yang terus-menerus tentang pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Pekan ini, semua mata tertuju akan pada pertemuan bank sentral Eropa (ECB) di Frankfrut pada Kamis (21/7), di mana para pembuat kebijakan telah memberikan pemberitahuan sebelumnya tentang kenaikan pertama dalam kurun waktu 11 tahun, tapi ada potensi perlambatan pertumbuhan di tengah perang di Ukraina dan ancaman berikutnya terhadap pasokan energi.

Pada pukul 10 pagi hari ini waktu setempat akan dirilis data inflasi per Juni di kawasan Eropa. Disusul oleh rilis data konstruksi per Mei di Eropa.

Musim rilis kinerja keuangan akan dihiasi oleh Novartis, Ubisoft, Remy Cointreau, Vinci, Telenor, Assa Abloy, Swedbank, dan Finnair yang dijadwalkan akan merilis kinerja keuangannya sebelum perdagangan dibuka hari ini.

Saham perusahaan utilitas asal Prancis EDF, melesat lebih dari 15% setelah pemerintah Prancis mengkonfirmasi akan membayar 9,7 miliar (US$9.9 miliar) untuk mengambil alih perusahaannya.

Sedangkan, saham Getinge yang merupakan perusahaan kesehatan teknologi asal Swedia, anjlok lebih dari 7% setelah melaporkan kinerja keuangannya untuk kuartal II-2022.

Sementara itu, ketidakstabilan politik kembali terjadi di Inggris, di mana kontes kepemimpinan Partai Konservatif Inggris memasuki putaran keempat pemungutan suara antara anggota parlemen sebagai kandidat yang tersisa berusaha untuk menggantikan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson.

Selain itu, PM Italia Mario Draghi pekan lalu telah mengajukan pengunduran diri tapi telah di tolak oleh Presiden Italia Sergio Mattarella. Hal tersebut berawal dari salah satu partai dalam pemerintahan koalisinya memboikot mosi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi