
Sederet Isu yang Membuat Pasar Keuangan Grogi

Selain pengumuman hasil RDG BI, inflasi di Eropa juga akan menjadi perhatian pelaku pasar. Semakin tinggi inflasi, maka risiko resesi semakin membesar.
Berdasarkan data awal Inflasi di zona euro pada bulan Juni tercatat melesat 8,1% (yoy) yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Data final inflasi di blok 19 negara tersebut akan drilis pada Selasa (19/7/2022) dan diperkirakan akan lebih tinggi lagi menjadi 8,6% (yoy), berdasarkan konsensus Trading Economics.
Dengan inflasi yang semakin tinggi, ada kemungkinan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga. Risiko resesi pun semakin membesar.
ECB pada bulan lalu sudah terang-terangan menyatakan akan menaikkan suku bunga pada bulan ini.
Sementara itu Inggris juga akan melaporkan data inflasi Juni. Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi akan naik lagi menjadi 9,2% (yoy) dari sebelumnya 9,1% (yoy) yang merupakan level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) sejak akhir tahun lalu sudah 5 kali menaikkan suku bunga. Artinya, kenaikan suku bunga belum mampu meredam inflasi, dan BoE bisa lebih agresif lagi.
"Kami akan merespon apa pun yang terjadi, tetapi kami ingin masyarakat mengerti kami tidak akan membiarkan inflasi lepas kendali seperti yang terjadi pada tahun 1970an dan 1980an," kata Dave Ramsden, Deputi Gubernur BoE, sebagaimana dilansir Reuters Kamis (14/7/2022).
Semakin tinggi suku bunga, maka resesi akan semakin cepat terjadi, dan bisa berdampak negatif ke pasar finansial.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]