Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (15/7/2022) pasca Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 5 miliar pada Juni 2022.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 211 saham naik, 255 saham merosot dan 196 saham stagnan. Sementara, nilai transaksi tercatat Rp 7,2 triliun dengan volume perdagangan mencapai 11,05 miliar saham.
Di tengah menguatnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers.
Berikut 5 saham top gainers pada sesi I siang ini Jumat (15/7/2022).
1. PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), naik +18,82%, ke Rp 404/unit
2. PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS), naik +13,69%, ke Rp 5.025/unit
3. PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), naik +12,74%, ke Rp 354/unit
4. PT Mahaka Media Tbk (ABBA), naik +12,26%, ke Rp 238/unit
5. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), naik +11,39%, ke Rp 1.320/unit
Saham Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 26,84 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 68,24 juta unit saham.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 4 Juli hingga Kamis (14/7/2022) saham DGNS tercatat 4 kali menghijau, dengan 3 kali merah, dan 2 kali stagnan. Dengan ini, saham DGNS telah naik 42,25% dalam sepekan dan 33,77% dalam sebulan.
Belum ada informasi signifikan terkait kenaikan saham emiten laboratorium kesehatan ini. Perusahaan belum merilis secara resmi laporan kuartal I-2022.
Namun hingga September 2021, DGNS tercatat membukukan penjualan senilai Rp 250,83 miliar, melesat 149,10% dari tahun sebelumnya Rp 100,69 miliar pada September 2020.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa DGNS telah menyusun sejumlah rencana pengembangan termasuk memaksimalkan jasa layanan pemeriksaan di luar Covid-19, seperti Medical Check Up/MCU serta pemeriksaan yang berhubungan dengan genetik atau genomik.
Sebagai informasi, kontribusi jasa test PCR terhadap pendapatan DGNS tercatat mencapai lebih dari 60% pada tahun 2021 lalu.
Selain pengembangan jasa atau layanan, DGNS juga berencana melakukan ekspansi cabang baru dan jaringan outlet. Pihaknya berencana menambah empat cabang baru dan 10 sampai dengan 20 jaringan outlet yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Jumat (15/7/2022).
1. PT Harum Energy Tbk (HRUM), turun -6,73%, ke Rp 1.385/unit
2. PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), turun -6,6%, ke Rp 198/unit
3. PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI), turun -6,6%, ke Rp 99/unit
4. PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID), turun -6,58%, ke Rp 142/unit
5. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), turun -6,02%, ke Rp 1.560/unit
Saham Harum Energy (HRUM) paling tajam penurunannya pada perdagangan sesi I siang ini. Bercokol di daftar top losers dengan nilai transaksi mencapai Rp 83,28 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 59,03 juta unit saham.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 4 Juli hingga Kamis (14/7/2022) saham HRUM tercatat 4 kali menghijau, dengan 4 kali merah dan 1 kali stagnan. Dengan demikian, saham HRUM berhasil mencatatkan penurunan 7,67% dalam sepekan dan ambles 19,94% dalam sebulan.
Amblesnya saham HRUM dipicu oleh melemahnya harga batu bara. Pada perdagangan Kamis (14/7/2022), harga batu bara kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 410,75 per ton. Harga batu bara ambles 4,22% dibandingkan hari sebelumnya.
Pelemahan tersebut memperpanjang tren negatif harga batu bara selama dua hari terakhir. Pada Rabu pekan ini, harga batu bara juga anjlok 2,18%.
Secara keseluruhan, harga batu bara melemah 0,45% dalam sepekan secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara masih melesat 24,2% sementara dalam setahun terbang 184,7%.
Pelemahan harga batu bara disebabkan oleh masih melemahnya permintaan dari China serta beroperasinya kembali jalur kereta di New South Wales, Australia setelah sempat ditutup karena terjangan banjir.
Impor batu bara China mencapai 18,98 juta ton pada Juni tahun ini, anjlok 33% (year on year) dan 4,5% (month to month). Impor batu bara China pada Januari-Juni atau semester I 2022 mencapai 115 juta ton atau merosot 17,5%.
Jika melihat kinerja laporan keuangannya, HRUM berhasil mencatatkan kenaikan volume produksi dan penjualan batu bara. Laba bersih yang dicatatkan pada kuartal I-2022 sebesar US$ 62,8 juta. Secara tahunan, laba bersih HRUM melesat hingga 255% year-on-year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 17,69 juta.
Selain itu, sentimen positif yang dapat membantu kinerja HRUM berasal dari perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung sehingga menyebabkan harga komoditas masih tinggi terutama pada harga batu bara pada tahun ini diproyeksi juga masih tinggi sehingga dapat meningkatkan average selling price (ASP).
TIM RISET CNBC INDONESIA