Harga CPO Naik 2% Lebih, Gegara Kebijakan RI?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melejit di sesi awal perdagangan pada Jumat (15/7/2022), setelah anjlok 5% kemarin. Apa penyebabnya?
Mengacu pada data Refinitiv, pukul 08:00 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.651/ton atau melesat 2,33%. Namun, posisi tersebut menjadi posisi terendah sejak 30 Juni 2021.
Minyak sawit di Bursa Malaysia Derivatives Exchange pada Kamis (14/7), ditutup turun 193 ringgit atau anjlok 5,03% menjadi MYR 3.568/ton (US$ 804,14/ton), mengikuti penurunan harga minyak kedelai. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ditutup ambles 1,6%.
Padahal, di sesi perdagangan kemarin harga CPO sempat melonjak hampir 5% karena kekhawatiran produksi CPO Malaysia berkurang setelah Indonesia membekukan rencana mengirim tenaga kerjanya ke Malaysia.
Diketahui, Malaysia sedang mengalami krisis tenaga kerja asing dan membutuhkan sebanyak 120.000 pekerja untuk memproduksi CPO, di mana sebanyak 80% pekerja CPO di Malaysia merupakan pekerja asing yang mayoritas berasal dari Indonesia.
"Penundaan itu dapat menyebabkan produksi minyak sawit di paruh kedua tahun ini turun di bawah level tahun lalu," tutur Kepala Penelitian CGS-CIMB Research Ivy Ng dikutip dari Reuters.
Lalu bagaimana prediksi harga CPO hari ini?
Secara teknis, analis komoditas Reuters, Wang Tao menilai harga CPO hari ini akan menguji titik resistance di MYR 3.782/ton, penembusan di atasnya dapat mendorong harga CPO naik ke kisaran MYR 3.900-3.999/ton.
Kenaikan pada harga CPO hari ini, mungkin saja tak terlepas dari kebijakan pemerintah Indonesia karena Indonesia merupakan produsen terbesar CPO dunia, maka kebijakan pemerintah sekecil apapun, tentunya akan berdampak pada pergerakan harga CPO dunia.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia sedang mempertimbangkan tarif retribusi baru dan insentif sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor karena tangki penyimpanan penuh. Seraya menambahkan bahwa kebijakan tersebut diharapkan dapat diresmikan pada akhir pekan ini atau awal pekan depan.
"Insentif sementara ini dimaksudkan agar ekspor bisa mengalir sehingga tangki bisa cepat dikosongkan dan Tandan Buah Segar (TBS) petani bisa terserap," katanya.
Indonesia juga akan meningkatkan kandungan bahan bakar berbasis minyak sawit dalam biodieselnya menjadi 35% dari 30% yang dikenal sebagai B35 yang akan dimulai pada 20 Juli agar sebagian dari kelebihan minyak dapat terserap.
Menurut Kepala Penelitian Sunvin Group Mumbai Anilkumar Bagani bahwa pasar mengincar potensi pemotongan retribusi dari Indonesia.
Kebijakan pemotongan tarif retribusi baru dan insentif membuat CPO kian menarik di pasar nabati, sehingga harga CPO berpotensi naik hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)