Internasional

Biden 'Kopdar' ke Negeri Raja Salman, Harga Minyak Turun?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
14 July 2022 15:50
Ilustrasi Komoditas
Foto: Ilustrasi Komoditas/ Aristya Rahadian

Pada Rabu (13/7), harga minyak mentah jenis brent maupun West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di bawah level US$100/barel. Sedangkan, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) juga ditutup ambles 8,6% ke US$ 848,25/ton dan menjadi posisi terendah sejak 1 Juli 2021.

Terkoreksinya harga minyak mentah dunia dan CPO disebabkan potensi menurunnya permintaan dari konsumen utama minyak dunia yakni China. China sudah menemukan kasus positif Covid-19 varian Omicron dengan sub-varian baru yang lebih menular. Ini bisa membuat pemerintah kembali melakukan tes massal dan kemudian berujung ke lockdown.

Rencana kunjungan Biden ke Arab Saudi pada Jumat (15/7), nyatanya belum berpengaruh secara signifikan terhadap harga kedua komoditas utama dunia tersebut.

Menurut Direktur Enverus Intelligence Research Bill Farren Price bahwa kunjungan Biden ke Timur Tengah tidak akan menghasilkan pasokan minyak mentah tambahan secara signifikan dalam periode yang singkat.

Dia menilai bahwa hasil yang lebih mungkin yakni jika pembicaraan berjalan dengan baik, Arab Saudi mungkin akan berkomitmen untuk meningkatkan pasokan dalam jangka menengah.

Sementara itu, Ben Cahill, Senior Analis Center for Strategic and International Studies menilai bahwa Arab Saudi dan United Arab Emirates (UAE) memiliki persediaan cadangan minyak mentah yang terbatas. Setelah kesepakatan OPEC+, 'negara minyak' tersebut mempunyai target produksi sebanyak 11 juta barel per hari di Agustus. Namun, mengacu pada sejarah produksinya, Arab Saudi jarang mencapai level tersebut. Jadi tidak pasti bahwa mereka mampu memompa 11 juta barel per hari atau lebih secara berkelanjutan.

Jika mengacu pada Administrasi Informasi Energi AS, Arab Saudi pernah memproduksi minyak mentah pada 2020 tapi hanya pada periode sebulan saja.

Maka dari itu, kesepakatan antara AS dan Arab Saudi tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kedua komoditas tersebut dalam periode jangka pendek. Sebab Arab Saudi tentunya membutuhkan waktu untuk memompa produksi minyaknya hingga mendistribusikan kepada negara-negara lain secara merata. Ketika distribusinya merata, baru harga minyak dunia akan mulai turun ke posisi normal.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular