
Kemarin Ambles Nyaris 9%, Hari Ini Harga CPO Naik Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melesat naik di sesi awal perdagangan pada Kamis (14/7/2022), setelah ambles hampir 9% kemarin.
Mengacu pada data Refinitiv, pukul 08:10 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.861/ton atau melesat 2,66%. Namun, posisi tersebut menjadi posisi terendah sejak 5 Juli 2021.
Harga CPO telah membalikkan keuntungan yang didapatnya di sepanjang tahun ini. Kini, harga CPO drop 7,48% secara year-on-year (yoy). Bahkan, secara bulanan harga CPO anjlok 31,75% dan ambles 6,74% di sepanjang pekan ini.
Teknisnya, menurut analis komoditas Reuters, Wang Tao bahwa harga CPO hari ini akan menguji titik support di MYR 3.592/ton, penembusan di bawahnya bisa mengerek harga CPO turun ke MYR 3.284/ton.
Sementara itu, titik resistance berada di MYR 3.999/ton, jika harga CPO berhasil menembus di atasnya maka akan naik ke kisaran MYR 4.090-4.267/ton.
Namun, harga CPO telah mengkonfirmasi tren bearish dari MYR 6.698/ton pada Rabu (13/7), sehingga analis cenderung memprediksikan harga CPO akan berada di kisaran target MYR 3.284-3.592/ton.
![]() |
Pada Rabu (13/7), minyak sawit berjangka Malaysia ditutup anjlok 8,6% menjadi MYR 3.761/ton (US$ 848,25/ton) dan menjadi penutupan terendah sejak 1 Juli 2021.
Terkoreksinya harga CPO dibebani oleh ekspor CPO Malaysia per Juli yang lemah dan kekhawatiran akan penguncian (lockdown) Covid-19 di China memicu aksi jual pada minyak kedelai di Dalian.
Menurut data dari Diler Kargo Intertek Testing Services bahwa ekspor CPO Malaysia selama periode 1-10 Juli anjlok 20,5% menjadi 330.310 ton dari 415.348 ton pada periode yang sama di Juni.
Selain itu, lockdown di China telah menekan harga minyak nabati saingan yakni minyak kedelai di Dalian. Pada Rabu (13/7), harga minyak kedelai di Dalian ditutup ambles 4,4% dan harga kedelai di Chicago Board of Trade juga merosot 1,1%.
Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak nabati saingan terkoreksi, biasanya juga akan mengerek turun harga CPO.
Beberapa waktu lalu, Malaysia dilaporkan mengalami kekurangan tenaga kerja asing sebanyak 120.000 pekerja untuk memproduksi CPO, di mana sebanyak 80% pekerja CPO di Malaysia merupakan pekerja asing yang mayoritas berasal dari Indonesia.
Namun, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono pada Rabu (13/7) mengatakan bahwa kini Indonesia untuk sementara menghentikan pengiriman warganya untuk bekerja di Malaysia, termasuk ribuan yang direkrut untuk sektor perkebunan dengan alasan pelanggaran dalam kesepakatan perekrutan pekerja yang telah ditandatangani antara kedua negara tersebut pada April lalu.
Pembekuan tersebut diberlakukan setelah otoritas imigrasi Malaysia terus menggunakan sistem rekrutmen online untuk pekerja rumah tangga yang telah dikaitkan dengan tuduhan perdagangan manusia dan kerja paksa.
Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia S. Saravanan mengkonfirmasi menerima surat dari pihak berwenang Indonesia yang memberitahukan tentang pembekuan tersebut. Dia mengatakan kepada Reuters bahwa dia akan membahas masalah ini dengan Kementerian Dalam Negeri Malaysia yang mengawasi departemen imigrasi.
Perusahaan Malaysia telah mengajukan sekitar 20.000 aplikasi untuk pekerja, sekitar setengahnya untuk pekerjaan di sektor perkebunan dan manufaktur.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terimakasih RI! Harga CPO Dunia Jadi Lebih Murah
