Di Eropa, Rupiah Berhasil Libas Dua Mata Uang Ini!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Rabu, 13/07/2022 12:07 WIB
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berhasil menguat di hadapan euro dan dolar franc swiss pada perdagangan Rabu (13/7/2022). Namun, rupiah terkoreksi terhadap poundsterling.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 11:30 WIB, rupiah terapresiasi terhadap euro sebanyak 0,03% ke Rp 15.018,43/EUR dan rupiah menguat terhadap dolar franc swiss sebanyak 0,01% ke Rp 15.257,69/CHF

Namun, rupiah melemah terhadap poundsterling sebanyak 0,15% ke Rp 17.835,19/GBP.


Kawasan Eropa sedang terancam memasuki jurang resesi karena kekhawatiran meningkat setelah pipa tunggal terbesar yaitu pipa Nord Stream 1, yang membawa gas Rusia ke Jerman mulai pemeliharaan tahunannya pada Senin (11/7) dan diperkirakan akan berhenti selama 10 hari.

Namun, pemerintah Eropa dan pasar khawatir Rusia akan memperpanjang penutupan pipa tersebut dan memperburuk krisis pasokan energi di benua itu dan berpotensi mempercepat resesi.

Akibatnya, kurs euro diperdagangkan pada Selasa (12/7) mendekati level terendah sejak Desember 2002 atau 20 tahun yang lalu terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan, di sepanjang tahun ini, euro telah terkoreksi 12% di hadapan dolar AS, di mana rupiah terkoreksi lebih rendah di 4,8% terhadap dolar AS. Wajar saja, jika euro pun juga terkoreksi terhadap rupiah.

Sementara itu, Inggris kini mengalami penurunan kinerja ekonomi jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang serupa.

Menurut data lembaga Think Tank Resolution Foundation bahwa Inggris mengalami penurunan pada aktivitas ekonomi jika dibandingkan dengan Prancis dan Jerman hampir tiga kali lipat sejak krisis keuangan global dimulai pada 2008.

Akibatnya, gaji mengalami stagnasi dan 8 juta pekerja muda tidak pernah mengalami periode kenaikan upah riil yang berkelanjutan.

Rumah tangga berpenghasilan menengah 9% lebih miskin daripada di Prancis. Sedangkan, seperlima populasi dari penduduk miskin, 20% lebih buruk daripada di Prancis dan Jerman.

Think Tank juga menilai bahwa penerus Boris Johnson harus mengembangkan industri jasa Inggris, meningkatkan investasi dalam keterampilan, memperbaiki perbedaan produktivitas antar wilayah dan menaikkan pajak atas kekayaan daripada pekerjaan.

Meskipun, rupiah terkoreksi terhadap poundsterling, tapi analis memprediksikan bahwa poundsterling berpotensi tertekan pergerakannya di pasar spot karena banyaknya katalis negatif.

Analis senior Rabobank Jene Foley mengatakan bahwa kombinasi perlambatan ekonomi, hutang, dan inflasi yang tinggi akan membuat poundsterling kesulitan. Ditambah kurangnya arah ekonomi hingga adanya PM yang baru.

Di sepanjang tahun ini, rupiah berhasil menguat terhadap dolar franc swiss sebanyak 2,29%. Sehingga, tidak heran jika rupiah pun berhasil melibas dolar franc swiss di perdagangan hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor