Rupee India Jeblok ke Rekor Terlemah, Apa Untungnya Bagi RI?

Maesaroh, CNBC Indonesia
13 July 2022 13:45
Rupee
Foto: REUTERS/Akhtar Soomro

Bank sentral India pada Rabu pekan lalu mengumumkan sejumlah kebijakan untuk membawa rupee kembali menguat.

Salah satunya adalah dengan mengizinkan investor asing membeli surat utang perusahaan jangka pendek. RBI juga memperbolehkan pengusaha India untuk melakukan transaksi ekspor impor dengan menggunakan rupee.

Saat ini, 60% transaksi perdagangan India menggunakan dollar AS dan hanya 5-10% yang menggunakan mata uang lain.

"Kebijakan ini akan mengurangi tekanan pada rupee dalam jangka pendel. Namun, defisit neraca perdagangan yang melebar dan outflow membuat rupee tertekan," tutur Sachchidanand Shukla, kepala ekonom Mahindra Group, seperti dikutip dari Reuters.

Shukla memperkirakan kebijakan RBI tidak akan langsung berdampak terhadap penguatan rupee. Namun, kebijakan tersebut akan bermanfaat dalam jangka panjang. Dia memperkirakan rupee masih bergerak melemah di kisaran rekor terendahnya dalam tiga bulan ini.

Dalam aturan RBI, dijelaskan jika ekspotir atau importir yang akan menggunakan rupee sebagai alat pembayaran harus meminta persetujuan dari departemen moneter RBI. Mereka akan menggunakan rekening Special Vostro. Rekening tersebut akan dihubungkan kepada bank penerima dari rekan perdagangan mereka. Bank akan melakukan pembayaran dalam rupee.

Mekanisme ini memungkinkan eksportir India untuk menerima pembayaran di muka dari transaksi ekspor mereka dalam mata uang rupee.

Rahul Bajoria, ekonom dari Barclays, mengatakan kebijakan RBI diharapkan bisa mempermudah ekspor impor India dengan sejumlah negara Asia serta Rusia. Terlebih, sejumlah negara juga tengah kesulitan dalam melakukan pembayaran dalam mata uang dollar AS seperi Rusia, beberapa negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin.

 "Kebijakan ini sangat berguna bagi negara tetangga India karena negara-negara tersebut bisa memakai rupee sebagai basis transaksi untuk settlement mereka," tutur Rahul, dikutip dari Times of India.

Indonesia dan India sendiri belum memiliki kerangka kerja sama transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal (Local Currency Settlement/LCS). Kerja sama LCS saat ini hanya dilakukan dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan China.

Namun, Bank Indonesia tengah menjajaki kemungkinan LCS dengan India mengingat Negara Bollywood adalah salah satu mitra terbesar perdagangan Indonesia. Pada Februari lalu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bahkan sudah meminat BI untuk menjajaki LCS dengan India untuk mempermudah transaksi dan mengurangi penggunaan dollar AS.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), India adalah pasar terbesar ekspor Indonesia setelah China, Amerika Serikat, dan Jepang.

Nilai ekspor Indonesia ke India pada Januari-Mei tahun ini menembus US$ 8,9 miliar, naik 81.12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, impor mencapai US$ 4,30 miliar sehingga neraca perdagangan membukukan defisit sebesar US$ 4,6 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular