Ini 10 Saham Blue Chip Berfundamental Oke, Berani Serok?

Putra, CNBC Indonesia
12 July 2022 13:11
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebentar lagi pasar akan menyambut musim laporan keuangan kuartal II-2022. Jika berkaca pada kuartal I-2022, beberapa emiten blue chip mencatatkan pertumbuhan laba bersih fantastis.

Dari 10 saham blue chip dengan nilai kapitalisasi pasar besar, likuid ditransaksikan dan konsisten dalam mencetak pertumbuhan hingga membagikan dividen, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan kenaikan laba bersih paling tinggi.

Earning per share (EPS) ADRO naik 458% di kuartal I-2022. Kenaikan tersebut tak terlepas dari harga batu bara yang mengalami penguatan signifikan.

Sampai dengan kuartal II-2022, harga batu bara masih tetap tinggi jauh di atas US$ 100/ton, sehingga berpotensi menyebabkan kinerja keuangan ADRO masih mungkin untuk moncer.

Kemudian di posisi kedua ada emiten PT United Tractors Tbk (UNTR) yang mencatatkan kenaikan bottom line sebesar 131% secara tahunan.

Sama seperti ADRO, kinerja keuangan UNTR yang meningkat juga tak terlepas dari berkah yang diterima dari kenaikan harga komoditas terutama tambang batu bara.

Selanjutnya ada saham-saham perbankan BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang labanya naik lebih dari 60% di kuartal I-2022.

Kenaikan laba bersih tersebut diakibatkan oleh penurunan biaya dana akibat penguatan struktur dana murah, digitalisasi yang meningkatkan fee based income hingga penurunan cost of credit.

Dengan tren kredit macet yang terus menurun, serta dibarengi dengan penyaluran kredit yang kian ekspansif, kinerja keuangan ketiga bank pelat merah tersebut diperkirakan masih bisa tumbuh positif di kuartal II-2022.

Selanjutnya ada saham konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII) yang laba bersihnya naik 84% secara tahunan.

ASII merupakan perusahaan induk dari ratusan anak usaha yang bergerak di berbagai sektor seperti otomotif, jasa keuangan, aktivitas pertambangan hingga perkebunan sampai infrastruktur.

Diversifikasi bisnis yang luas, tren pemulihan ekonomi yang berlanjut hingga eksposur ke sektor komoditas turut mendongkrak kinerja ASII.

Nama-nama lain seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di sektor perbankan serta PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga mencatatkan pertumbuhan dobel digit.

Saham

EPS Growth YoY

Market Cap (Rp Triliun)

BBCA

15%

887.58

BBRI

78%

624.42

TLKM

2%

398.23

BMRI

69%

346.50

ASII

84%

247.96

UNVR

19%

183.50

BBNI

66%

138.47

ICBP

12%

109.91

UNTR

131%

102.67

ADRO

458%

94.36

Sebagai saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar, kinerja keuangan yang diperkirakan tetap solid di kuartal II-2022, ke-10 saham tersebut merupakan saham dengan fundamental yang baik dan sudah teruji.

Di tengah gejolak pasar yang tinggi akibat sentimen eksternal berupa risiko adanya perlambatan ekonomi global, analis masih memproyeksikan ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh di angka 5% tahun ini.

Apabila volatilitas di pasar keuangan global merembet ke Indonesia dan membuat IHSG tertekan ataupun anjlok, ke 10 saham berfundamental baik di atas patut dipertimbangkan untuk dikoleksi apalagi jika harganya anjlok tajam.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular