
Bisa Menguat 3 Hari Beruntun, Rupiah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mencatat penguatan 2 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Senin kemarin. Penguatan beruntun tersebut menjadi yang pertama sejak akhir Mei lalu.
Melansir data Refinitiv, rupiah sebenarnya sempat menguat 0,21%, tetapi di akhir perdagangan berada di Rp 14.970/US$, menguat 0,03% di pasar spot. Pada perdagangan Selasa (12/7/2022) risiko rupiah berbalik melemah cukup besar melihat indeks dolar AS yang melesat. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini melesat nyaris 1% ke level 108 untuk pertama kalinya sejak 28 Oktober 2022.
Beberapa wilayah China yang kemungkinan kembali menerapkan lockdown memberikan sentimen negatif ke pasar finansial yang bisa menekan rupiah.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sejak 15 Juni lalu menembus ke atas resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Sejak saat itu, rupiah terus mengalami tekanan.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Sejak saat itu rupiah terus tertekan hingga sempat menembus level psikologis Rp 15.000/US$ pada Rabu (6/7/2022) lalu dan masih menjadi resisten di pekan ini. Jika ditembus, rupiah tentunya akan melemah lebih jauh. Rp Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan FibonacciRetracement50% akan menjadi resisten kuat selanjutnya yang bisa menahan pelemahan rupiah.
Sementara itu selama tertahan di bawah Rp 15.000/US$, rupiah berpeluang menguat melihat indikator Stochastic pada grafik harian kini bergerak naik dan mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli memberikan peluang penguatan rupiah. Apalagi pada Rabu lalu rupiah juga membentuk pola Shooting Star yang biasanya menjadi sinyal pembalikan arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator Stochastic yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian kini berada di kisaran 50, dan bergerak mendatar yang berarti netral.
Support berada di kisaran Rp 14.950/US$ hingga Rp 14.930/US$. Jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.900/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan lebih jauh di pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri Resesi! IHSG Ambrol 2,6%, Rupiah Tak Mampu Menguat