Kurs Dolar Australia Nanjak Dekati Rp 10.300, Ada Apa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 08/07/2022 11:50 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (8/7/2022) mendekati Rp 10.300/AU$. Sentimen pelaku pasar yang membaik membuat mata uang Negeri Kanguru ini menguat.

Pada pukul 9:33 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.288/AU$, menguat 0,35% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, penguatannya bahkan nyaris 1%.

Dolar Australia dikenal dengan risk on currency, ketika sentimen pelaku pasar membaik maka cenderung akan menguat.


Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari pergerakan bursa saham AS (Wall Street), indeks S&P 500 dan Nasdaq mampu mencatat penguatan 4 hari beruntun pada perdagangan Kamis waktu setempat. Bursa saham Asia pun menguat pada hari ini.

Namun, outlook dolar Australia masih belum bagus, sebab Negeri Kanguru diperkirakan akan mengalami resesi akibat inflasi yang tinggi, dan bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) yang agresif menaikkan suku bunga.

RBA di bawah pimpinan Philip Lowe dalam pengumuman kebijakan moneter Selasa lalu menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,35%. Dengan demikian, RBA sudah menaikkan suku bunga 3 bulan beruntun, dan berada di titik tertinggi sejak Mei 2019, atau sebelum pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19).

Rob Subbraman, kepala ekonom Nomura dalam acara Street Signs Asia CNBC International, Selasa (5/7/2022) memproyeksikan selain Amerika Serikat, dalam 12 bulan ke depan zona euro, Inggris, Jepang, Australia, Kanada dan Korea Selatan juga akan mengalami resesi.

"Kenaikan suku bunga yang agresif artinya kita melihat kebijakan front loading. Dalam beberapa bulan kami telah melihat risiko resesi, dan sekarang beberapa negara maju benar-benar jatuh ke jurang resesi," tambah Subbraman.

Hal senada juga diungkapkan oleh Diana Mousina, ekonom senior di AMP Australia. Ia menyebut kenaikan suku bunga akan berdampak pada harga perumahan, belanja konsumen dan investasi perumahan yang bisa menekan tingkat keyakinan konsumen.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor