
Cadangan Devisa RI Naik, Rupiah Ngegas Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berhasil mempertahankan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan perdagangan Kamis (7/7/2022). Kenaikan ini sekaligus mengakhiri tren pelemahan setelah terkoreksi selama tujuh hari beruntun.
Melansir Refinitiv, begitu perdagangan dibuka, rupiah terapresiasi 0,17% ke Rp 14.970/US$. Kemudian, rupiah memangkas tipis penguatannya menjadi 0,1% ke Rp 14.980/US$ pada pukul 11:00 WIB.
Pada Rabu (6/7), indeks dolar AS kembali menyentuh rekor tertinggi barunya selama dua dekade ke 107. Namun, di pertengahan perdagangan hari ini, terpantau terkoreksi 0,21% ke posisi 106,87. Meski demikian, posisi tersebut masih dekat dengan rekor tertingginya.
Jajak pendapat analis Reuters memprediksikan bahwa keperkasaan dolar AS akan tetap kuat setidaknya selama tiga bulan ke depan karena ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang agresif dan daya tarik safe-haven ketika kekhawatiran akan resesi global meningkat.
Di 2021, indeks dolar AS sudah menguat 7% terhadap 6 mata uang dunia lainnya, tahun ini kembali melanjutkan penguatannya sebanyak 12%. Hal tersebut secara konsisten melebihi ekspektasi analis mengenai berapa lama keperkasaan si greenback akan bertahan.
"Pada akhirnya, orang yang mengatakan dolar akan melemah karena pasar tidak memperhitungkan banyak kenaikan suku bunga dari The Fed seperti sebelumnya, mereka lupa bahwa dolar juga merupakan tempat yang aman," kata Jane Foley, kepala strategi FX di Rabobank dikutip dari Reuters.
Pada Rabu (6/7) waktu setempat, telah dirilis risalah pertemuan Komite Terbuka Pasar Federal (FOMC) periode 14-15 Juni yang menunjukkan bahwa situasi inflasi yang memburuk menekan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 hingga 75 basis poin (bps) bulan ini. Kenaikan tersebut mengikuti kenaikan pada bulan sebelumnya sebesar 75 bps.
Para bankir The Fed mengatakan kenaikan suku bunga pinjaman acuan sebesar tiga perempat poin persentase pada bulan Juni diperlukan untuk mengendalikan kenaikan biaya hidup yang berjalan pada level tertinggi sejak 1981. Mereka menyebut tetap akan melakukannya sampai inflasi mendekati tujuan jangka panjang 2%.
"Para peserta rapat sepakat bahwa prospek ekonomi memerlukan kebijakan yang membatasi, dan mereka mengakui kemungkinan bahwa sikap yang lebih ketat dapat dilakukan jika tekanan inflasi yang tinggi terus berlanjut," kata dokumen itu.
Meski begitu, para bankir menyebut telah mengetahui konsekuensi dari kenaikan suku bunga ini. Mereka mengatakan hal ini mungkin saja memperlambat laju ekonomi.
Sementara itu, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per Juni berada di US$136,4 miliar yang naik US$ 0,8 miliar ketimbang bulan sebelumnya di US$ 135,6 miliar.
Kenaikan tersebut salah satunya disumbang oleh penerbitan surat utang pemerintah berdenominasi valas. Posisi cadangan devisa tersebut, lanjut laporan BI, setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Juga di atas standar kecukupan internasional sekitartiga bulan impor.
Rilis data ekonomi dalam negeri yang terbilang cukup baik, berhasil menopang kinerja rupiah hari ini. Bahkan, tanda-tanda penguatan rupiah sudah teridentifikasi pada pasar Non-Deliverable Forward (NDF). Rupiah bergerak menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Rabu (6/7).
Periode | Kurs Rabu (6/7) pukul 15:13 WIB | Kurs Kamis (7/7) pukul 11:04 WIB |
1 Pekan | Rp15.001,1 | Rp14.968,5 |
1 Bulan | Rp15.044,3 | Rp14.964,1 |
2 Bulan | Rp15.057,3 | Rp14.994,0 |
3 Bulan | Rp15.087,8 | Rp15.002,5 |
6 Bulan | Rp15.143,6 | Rp15.070,4 |
9 Bulan | Rp15.209,4 | Rp15.131,9 |
1 Tahun | Rp15.279,7 | Rp15.213,2 |
2 Tahun | Rp15.690,7 | Rp15.603,2 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasarspot.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tertekan, Dolar AS Nanjak Terus!