Harga Tembaga Anjlok, Terendah dalam 2 Tahun!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
06 July 2022 14:43
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia jatuh ke posisi terendah dalam dua tahun terakhir pada perdagangan hari ini karena mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai posisi tertinggi dalam 20 tahun terakhir. China pun masih berperang melawan virus corona dan kenaikan suku bunga makin memperbesar risiko resesi global.

Pada Rabu (6/7/2022) pukul 14:00 WIB harga tembaga tercatat US$ 7.538/ton, turun 1,14% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Dollar Index (membandingkan greenback dengan enam mata uang utama) kemarin berada di 106,535 yang merupakan tertinggi dalam dua dekade. Hal ini membuat tembaga yang dibanderol dengan dolar menjadi kurang menarik karena lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Sementara itu China terus berkutat dengan penyebaran virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang baru muncul termasuk di Shanghai.

Kasus di provinsi Anhui Timur, di mana lebih dari 1 juta orang di kota-kota kecil dikunci, sedikit menurun menjadi 222 pada Selasa dari 231 sehari sebelumnya. Provinsi ini masih menyumbang sebagian besar infeksi baru China. Sementara di provinsi Jiangsu timur, 65 kasus baru terdeteksi pada Selasa.

"Beberapa daerah China menghadapi wabah lokal dan infeksi telah muncul di tingkat komunitas di Shanghai, yang harus kita anggap sangat penting," kata pejabat kesehatan kota Zhao Dandan.

China melawan penyebaran virus dengan prinsip nol Covid, lockdown bisa sewaktu-waktu diterapkan. Akibatnya prospek ekonomi China menjadi tidak pasti dan akan berpengaruh negatif terhadap permintaan komoditas untuk industri termasuk tembaga.

"Logam dasar tetap tertekan oleh hambatan makro yang berasal dari penguncian Covid China dan dampak pengetatan kebijakan moneter dan perlambatan pertumbuhan global berdasarkan permintaan," kata Standard Chartered dalam sebuah catatan.

Melambungnya inflasi di AS dan Eropa menyebabkan bank sentral secara agresif menaikkan suku bunganya. The Fed, bank sentral AS, sudah resmi meninggalkan era suku bunga rendah. Suku bunganya sudah naik 3 kali secara agresif dan akan naik lagi.

Ke depan The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan ini. Dalam jajak pendapat Reuters 17-21 Juni, hampir tiga perempat ekonom, memperkirakan kenaikan suku bunga AS 75 basis poin lagi pada Juli. Itu akan membawa suku bunga dana fed fund ke kisaran 2,25-2,5%,

Sementara Bank sentral Eropa (ECB) pun tampaknya akan menaikkan suku bunga bank pada bulan ini sebesar 25 basis poin. Lalu diperkirakan akan lebih agresif pada September dengan kenaikan 50 basis poin.

Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari kenaikan suku bunga karena ada potensi ekspansi industri akan tertekan. Tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular