Jangan Malas Donasi Karena ACT, Contohlah Taipan Dunia Ini

Tim Riset, CNBC Indonesia
06 July 2022 13:45
Mackenzie Scott
Foto: Mackenzie Scott (Photo by Paul R. Giunta/Invision/AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Publik dihebohkan dengan pemberitaan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang diduga menyelewengkan uang donasi dari masyarakat. Buntutnya, Kementerian Sosial mencabut izin pengumpulan uang dan barang lembaga tersebut.

Namun, ada baiknya kasus itu tak sampai meredupkan niat masyarakat untuk berdonasi. Terlebih, bagi mereka yang memiliki harta berlebih. Contohnya, seperti para orang terkaya dunia paling dermawan di bawah ini.

MacKenzie Scott

Tidak seperti taipan dermawan lain, MacKenzie tidak memiliki yayasan amal untuk menyalurkan donasinya dan malah terjun langsung dengan tim yang relatif kecil untuk mengorganisir bantuan yang diberikan. Salah satu wanita terkaya di dunia ini diketahui menyumbangkan US$ 5,8 miliar (Rp 87 triliun) untuk 500 kelompok berbeda di seluruh negeri pada tahun 2020.

Tahun lalu, dia terus mendonasikan kekayaannya lebih cepat daripada miliarder mana pun, pada bulan Juni tahun lalu ia mengumumkan donasi US$ 2,7 miliar kepada 286 kelompok yang "berdampak tinggi". Kemudian, pada bulan Desember, Scott mengunggah tulisan di Medium yang menyebutkan bahwa dia telah meluncurkan putaran sumbangan baru yang kemudian pada unggahan Maret lalu nilainya diketahui sebesar US$ 3,8 miliar.

Artinya dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun, MacKenzie telah menyumbangkan US$ 12,3 miliar (Rp 184,5 triliun) harta kekayaannya. Saat ini MacKenzie tercatat sebagai orang terkaya ke-34 di dunia dengan harta senilai US$ 33,6 miliar, berdasarkan data Forbes Realtime Billionaire.

Selain itu berdasarkan daftar yang dihimpun Forbes, MacKenzie juga berada di peringkat kelima taipan paling dermawan yang diukur dari total kekayaan yang telah didonasikan.

Warren Buffett

Investor kakap yang jenius ini merupakan miliarder dengan total donasi terbesar yang telah disumbangkan. Hingga akhir tahun lalu, Buffet telah menyumbangkan US$ 46,1 miliar (US$ 691,5 triliun) untuk berbagai aksi filantropis utamanya yang terkait dengan kesehatan dan pengentasan kemiskinan di negara miskin dan berkembang.

Buffett kemungkinan adalah filantropis terbesar sepanjang masa berkat visinya untuk memberikan lebih dari 99% kekayaannya. Sebagian besar pemberiannya-sekitar US$ 2 miliar hingga US$ 3 miliar per tahun-telah disalurkan ke yayasan milik Bill dan Melinda French Gates. Pada tahun 2010, investor legendaris itu ikut mendirikan The Giving Pledge bersama Bill dan Melinda. Dia juga telah memberikan miliaran dolar untuk empat badan amal yang didirikan oleh ketiga anaknya dan mendiang istrinya.

Kekayaan Warren Buffet saat ini ditaksir mencapai US$ 95,8 miliar dan merupakan orang terkaya kedelapan di dunia.

Bill Gates & Melinda French Gates

Memperoleh kekayaan dari kesuksesan Microsoft, mantan pasangan suami istri ini saat ini lebih rajin mengampanyekan aksi kemanusian dari pada mempromosikan bisnis yang dibangun. Fokus utama keduanya termasuk kesehatan, pendidikan, pencegahan bencana akibat perubahan iklim dan pengentasan kemiskinan di negara miskin dan berkembang.

Meskipun pernikahan selama 27 tahun telah berakhir tahun lalu, keduanya setuju untuk menjadi ketua bersama (co-chair) Yayasan Bill & Melinda Gates, yayasan amal untuk hampir semua pemberian filantropi mereka. Organisasi tersebut menyumbangkan US$ 5,8 miliar dalam bentuk hibah pada tahun 2020, termasuk pengeluaran untuk penelitian dan penyaluran vaksin Covid-19.

Total donasi yang telah diberikan keduanya hingga akhir tahun lalu mencapai US$ 33,4 miliar (Rp 501 triliun). Adapun kekayaan Bill Gates dan Melinda French saat ini masing-masing ditaksir mencapai US$ 123,7 miliar (peringkat tiga dunia) dan US$ 5,64 miliar.

George Soros

Taipan yang lahir di Hongaria ini diperkirakan telah menyumbangkan US$ 18,1 miliar kekayaannya. Sebagian besar donasinya disalurkan melalui Open Society Foundations (OSF), yang merupakan jaringan hibah internasional yang didirikan olehnya. OSF merupakan organisasi yang memiliki fokus untuk mendukung keadilan sosial (sosial causes) termasuk keadilan ekonomi, anti-diskriminasi, hak asasi manusia serta reformasi peradilan dan jurnalisme. Kekayaannya saat ini ditaksir mencapai US$ 8,6 miliar.

Michael Bloomberg

Mantan wali kota New York City dan salah satu pendiri Bloomberg LP telah menggelontorkan lebih dari US$ 12,7 miliar (Rp 190,5 triliun) untuk tujuan amal, termasuk US$ 1,6 miliar sepanjang tahun lalu, menurut data Bloomberg Philanthropies. Yayasan amal miliknya tersebut diketahui memiliki fokus pada perubahan iklim, keamanan senjata, dan kesehatan masyarakat.

Bloomberg menghabiskan lebih dari US$ 1 miliar untuk mengekang penggunaan tembakau selama dekade terakhir, dan pada tahun 2018 mengumumkan janji hibah US$ 1,8 miliar untuk Universitas Johns Hopkins yang merupakan almamaternya.

Menyusul protes George Floyd pada tahun 2020, Bloomberg Philanthropies mengumumkan donasi US$ 100 juta untuk mendukung empat sekolah kedokteran kulit hitam yang bersejarah. Pada bulan Desember 2021, ia menyebut sistem pendidikan publik Amerika "rusak" dalam artikel opini di Wall Street Journal dan mengumumkan janji hibah US$ 750 juta untuk mendukung sekolah independen (charter school) di 20 wilayah metro di seluruh AS selama lima tahun ke depan.

Selain yang telah disebutkan, sejumlah miliarder lainnya juga diketahui aktif melakukan donasi meskipun skalanya jauh lebih kecil baik itu secara nominal atau relatif terhadap jumlah kekayaan yang dimiliki. Jeff Bezos diketahui telah menyumbang US$ 2,1 miliar (Rp 31,5 triliun) untuk aksi kemanusiaan khususnya yang terkait dengan lingkungan, pendidikan dan tunawisma. Angka tersebut relatif kerdil jika dibandingkan dengan kekayaannya yang sempat menyentuh angka US$ 200 miliar.

Terakhir ada Elon Musk yang merupakan orang terkaya di dunia saat ini awal tahun ini mengumumkan donasi US$ 5,7 miliar (Rp 85,5 triliun) dalam bentuk saham Tesla, setelah sebelumnya relatif bisu akan topik ini. Meski demikian dalam pengajuan SEC tidak mengungkapkan nama badan amal yang akan menyalurkan atau organisasi apa yang bakal menerima sumbangan Elon.

Selain itu analis mengatakan akan ada manfaat pajak (tax benefit) bagi Musk, karena saham yang disumbangkan untuk amal tidak dikenakan pajak penghasilan atas saham (capital gain), seperti halnya jika dijual secara langsung.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular