Tak Cuma Amerika, Ini Negara "Raksasa" yang Bakal Resesi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 July 2022 08:15
[THUMB] Resesi
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu resesi Amerika Serikat (AS) semakin menguat belakangan ini. Penyebabnya, inflasi yang tinggi serta kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.

Survei terhadap chief financial officer (CFO) yang dilakukan CNBC International awal Juni lalu menunjukkan sebanyak 68% melihat perekonomian AS diprediksi akan mengalami resesi di semester I-2023.

Sementara itu bank investasi JP Morgan pada pertengahan Juni lalu mengatakan probabilitas Amerika Serikat mengalami resesi saat ini mencapai 85%, berdasarkan pergerakan harga di pasar saham.

Indeks S&P 500 sejak awal tahun hingga Juni lalu sudah jeblok sekitar 23%. Menurut JP Morgan, dalam 11 resesi terakhir, rata-rata indeks S&P 500 mengalami kemerosotan sebesar 26%.

Inflasi di AS yang mencapai 8,6% year-on-year (yoy), tertinggi dalam 40 tahun terakhir membuat daya beli masyarakatnya tergerus. Seperti diketahui, konsumsi rumah tangga merupakan tulang punggung perekonomian AS, porsinya terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 70%.

Ketika motor penggerak perekonomian tersebut tersendat, maka pelambatan ekonomi pasti terjadi. Guna meredam kenaikan inflasi, bank sentral AS (The Fed) agresif menaikkan suku bunga. Hingga Juni lalu, The Fed sudah menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali dengan total 150 basis poin menjadi 1,5% - 1,75%.

Bulan ini, bank sentral paling powerful di dunia ini akan kembali menaikkan sebesar 50 - 75 basis poin, dan di akhirnya tahun suku bunga diproyeksikan berada di kisaran 3,25% - 3,5%.

Masalah muncul di sini, suku bunga yang dianggap pro pertumbuhan berada di bawah 2,5%, sementara di atasnya akan memicu kontraksi ekonomi. Maklum saja, dengan suku bunga tinggi, kredit akan seret, ekspansi dunia usaha juga akan melambat, begitu juga dengan belanja konsumen yang akan semakin tertekan. Alhasil, Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami resesi.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ini Negara "Raksasa" yang Diramal Resesi

Tidak hanya Amerika Serikat saja, beberapa negara juga diperkirakan akan mengalami hal yang sama akibat bank sentralnya yang menaikkan suku bunga secara agresif.

"Banyak bank sentral saat ini mandatnya pada dasarnya berubah menjadi tunggal, yakni menurunkan inflasi. Kredibilitas kebijakan moneter merupakan aset yang sangat berharga yang tidak boleh hilang, sehingga bank sentral akan agresif menaikkan suku bunga," kata Rob Subbraman, kepala ekonom Nomura dalam acara Street Signs Asia CNBC International, Selasa (5/7/2022).

Subbraman memproyeksikan dalam 12 bulan ke depan zona euro, Inggris, Jepang, Australia, Kanada dan Korea Selatan juga akan mengalami resesi.

Dari semua negara tersebut, hanya bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan bank sentral Jepang (BoJ) yang belum menaikkan suku bunga. Tetapi ECB sudah mengatakan akan menaikkan di bulan ini dan September, jadi hanya Jepang saja yang tidak ikut arus.

Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) sudah 5 kali menaikkan suku bunga hingga Juni lalu. Suku bunga BoE saat ini 1,25% menjadi yang tertinggi dalam 13 tahun terakhir.

Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) Selasa kemarin kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,35%, tertinggi sejak Maret 2019. RBA sudah menaikkan suku bunga dalam 3 bulan beruntun.

Bank sentral Kanada dan Korea Selatan juga sudah mengaikkan suku bunga beberapa kali.

"Kenaikan suku bunga yang agresif artinya kita melihat kebijakan front loading. Dalam beberapa bulan kami telah melihat risiko resesi, dan sekarang beberapa negara maju benar-benar jatuh ke jurang resesi," tambah Subbraman.

Jepang merupakan negara dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar ketiga di dunia, Inggris berada di urutan kelima.

Kanada di urutan kesepuluh, Korea Selatan dan Australia masing-masing menempati urutan dua belas dan tiga belas.

Kemudian zona euro terdiri dari 19 negara, yang termasuk di dalamnya Jerman Prancis dan Italia, yang masuk 10 besar negara dengan perekonomian terbesar di dunia. PDB total 19 negara tersebut berada menjadi yang terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Ketika para raksasa ekonomi tersebut mengalami kontraksi beruntun, maka dunia akan mengalami resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Next Page
Ini Negara
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular