Rakyat RI Doyan Jajan, Ini Layanan yang Sering Digunakan

Jakarta, CNBC Indonesia - Jakpat, salah satu aplikasi online survei di Indonesia baru saja merilis tetang kebiasaan orang Indonesia dalam memesan makanan secara online. Hasilnya, GoFood menjadi aplikasi Online Food Delivery (OFD) paling banyak digunakan konsumen.
JAKPAT Survey Report berjudul The Habit of Online Food Delivery (OFD) mencatat, GoFood menjadi pemimpin pasar layanan pesan-antar makanan secara daring karena sebanyak 61% responden menggunakan aplikasi dalam ekosistem GOTO ini di tiga bulan terakhir. Kemudian, penantang kuat GoTo adalah, ShopeeFood yang digunakan oleh 55% responden diikuti GrabFood (43%) di posisi ketiga dan TravelokaEats (7%) menempati urutan keempat.
Beberapa faktor yang menjadi alasan layanan OFD yang paling sering digunakan saat ini antara lain, pertama, banyak diskon dan promosi dengan persentase mencapai 76%. Kedua, responden familiar dengan aplikasi aplikasinya (55%). Kemudahan metode pembayaran yang tersedia (47%) menjadi faktor ketiga.
Faktor lainnya adalah banyaknya pilihan restoran dan menu (40%), rating aplikasi (36%), kecepatan pengantaran (35%), dan tampilan aplikasi menarik yang mudah digunakan (31%).
Promosi dan diskon juga menjadi salah satu faktor yang mendorong penggunaan aplikasi layanan OFD. Meski begitu, GoFood sebenarnya bukan penyandang predikat pemberi diskon dan promo paling banyak. Responden dalam riset ini menempatkan ShopeeFood sebagai aplikator layanan OFD paling banyak diskon dan promosinya yang mencapai 89%. Tempat kedua adalah GrabFood (81%) baru kemudian GoFood (76%). Adapun TravelokaEats sebesar 60%.
"Menurut riset kita memang sensitivitas harga itu jadi salah satu variabel yang kuat untuk mempengaruhi keputusan konsumen. Tapi ternyata itu tidak bisa dan bukan satu-satunya variabel penentu," ungkap Content Research Lead JAKPAT, Fransisca Satya Chrisprastika, dalam keterangan resmi, Selasa (5/7/2022).
Dari survei tersebut, diketahui juga kalau experience atau pengalaman penggunanya sangat penting.
Soal harga, bukan sekadar angka harga makanan atau minumannya itu sendiri. Tetapi juga secara komprehensif mencakup biaya atau ongkos kirim dan kecepatan pengiriman. Sebab gabungan dari seluruhnya merupakan satu kesatuan dalam sebuah harga.
Layanan OFD secara umum akan semakin berkembang seiring dengan terbentuknya kebiasaan masyarakat beraktivitas secara online terutama karena dipicu situasi pandemi. Situasi ini akan memicu perkembangan bisnis para pemain layanan OFD sehingga akan berdampak positif terhadap ekosistem.
Baru-baru ini, Tenggara Strategics juga merilis hasil riset yang berjudul Survei Persepsi dan Perilaku Konsumsi Online Food Delivery di Indonesia. Dari estimasi nilai transaksi atau Gross Merchandise Value (GMV), layanan OFD nasional sebesar Rp 78,4 triliun pada 2021, sebesar Rp 30,65 triliun di antaranya atau setara 39% adalah berasal dari GoFood. Ini Tertinggi dibandingkan layanan OFD lainnya.
Economic Research Lead Tenggara Strategics, Stella Kusumawardhani, mengatakan, dari hasil riset, memang faktor harga sangat besar pengaruhnya dalam membuat konsumen memilih layanan ini. Meski begitu, harga saja tidak cukup untuk memenangkan kompetisi pada industri ini.
Terlebih, jika penetapan harga dilakukan sekadar untuk memenangkan persaingan dan dengan cara bakar uang, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap industri OFD itu sendiri.
"Industri inginnya sesuatu yang sustainable. Tidak baik bakar uang terus. Walaupun semua tahu bahwa harga sangat menggoda. Tapi jangan fokus di situ terus," sarannya.
Terlebih pasca pandemi ini industri OFD sedang terus tumbuh dan memiliki dampak positif terhadap perekonomian yang cukup tinggi. Dengan ruang pertumbuhan yang masih sangat besar maka semestinya keberlangsungan industri perlu dijaga.
"Karena itu sektor ini menurut saya perlu diperhatikan. Karena akan tetap berkembang. Perlu ada dukungan. Sebab ada peran besar dari layanan OFD untuk terus melakukan usaha digitalisasi termasuk bagi UMKM," pungkas Stella.
[Gambas:Video CNBC]
(RCI/dhf)