Inflasi Terus Meningkat, BUMI Pede Jadi Saham Pilihan

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Senin, 04/07/2022 16:05 WIB
Foto: Dok Bumi Resources

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava menilai, inflasi Indonesia masih akan meningkat lebih jauh. Kenaikannya bahkan bisa melampaui ekspektasi pasar.

"Menurut kami inflasi Indonesia kemungkinan akan meningkat lebih jauh, melampaui ekspektasi pasar," ungkap Dileep, Senin (4/7/2022).

Setidaknya ada tiga alasan yang menguatkan asumsi Dileep. Pertama, kesenjangan harga BBM yang kini ditanggung oleh BUMN, bukan anggaran pemerintah. Padahal, penyesuaian pada bahan bakar bersubsidi mungkin masih diperlukan jika harga minyak atau batu bara tetap tinggi hingga semester II-2022. Situasi ini juga diperkirakan oleh sebagian besar analis.


"Kenaikan harga pangan yang menurut kami tidak dapat dihindari karena faktor cuaca, BMKG memprediksi 60% kemungkinan La Nina bertahan hingga September dan pusat prediksi iklim NOAAA memperkirakan 51% kemungkinan La Nina pada awal 2023) dan kembalinya migrasi dari desa ke kota mengingat situasi COVID yang sudah membaik," tutur Dileep.

Terakhir, menurutnya permintaan domestik terus membaik. Sehingga, permintaan kredit ikut tumbuh.

Secara terpisah, Anthony Yunus dari Samuel Sekuritas memperkirakan inflasi Indonesia akan mencapai sekitar 4,2% pada akhir tahun 2022 dibandingkan dengan 3,4% pada 2Q22. Dalam situasi seperti ini, investor disarankan lebih cermat dalam memilah saham.

"Kami menyarankan investor untuk mengumpulkan uang tunai  atau perlahan mengakumulasi saham bank besar yang masih murah seperti BBCA, BBRI, BMRI. Atau, investor bisa melakukan perdagangan jangka pendek pada saham energi yang terdiskon dengan NAV seperti PGAS, RAJA, BUMI, atau perusahaan yang diuntungkan dengan kenaikan inflasi seperti JSMR," terang Anthony.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat