Harga CPO Ambles Hampir 2%, Kebijakan RI Jadi Pemicunya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok di sesi awal perdagangan pada Senin (4/7/2022), setelah pekan lalu berhasil membukukan kenaikan 0,94% dan menghentikan penurunannya selama tiga pekan beruntun.
Mengacu pada data Refinitiv, pukul 09:48 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 4.632/ton atau ambles 1,61%.
Minyak sawit berjangka Malaysia berakhir anjlok 4,22% pada Jumat (1/7) menjadi MYR 4.703/ton (US$1.067,41/ton) setelah mencapai posisi terendah secara harian sebesar 7,3%. Hal tersebut dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran resesi akan menekan harga minyak nabati di tengah prospek pasokan yang lebih tinggi.
Selain itu, harga CPO juga dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena bersaing mendapatkan bagian di pasar nabati global.
Melansir Refinitiv, harga kontrak minyak kedelai anjlok 1,6% dan juga mengerek harga CPO turun pada Jumat (1/7).
Pekan lalu, harga CPO berhasil membukukan kenaikan, meski tipis sebanyak 0,94% dan menghentikan koreksinya selama tiga pekan.
Meski begitu, Pendiri Palm Oil Analytics Singapura Sathia Varqa memprediksikan bahwa fundamental kelapa sawit yang bergejolak dan situasi makroekonomi yang cenderung negatif, akan membebani masa depan kelapa sawit.
"Produksi diperkirakan naik dan ekspor turun tetapi tingkat kenaikan stok adalah kuncinya," tambahnya dikutip Reuters.
Melansir data Surveyor Kargo pada Kamis (30/6), ekspor CPO Malaysia per Juni menyusut sekitar 7,4%-13,4% ketimbang bulan sebelumnya karena pengiriman ke India dan Uni Eropa melambat.
Sementara itu, Pada Sabtu (2/7), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan mengizinkan perusahaan yang telah menjual minyak sawit di dalam negeri untuk mengekspor tujuh kali lipat jumlah penjualan domestik mereka.
"Saya meminta Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan faktor perkalian ekspor menjadi tujuh kali lipat mulai 1 Juli, dengan tujuan utama untuk meningkatkan harga Tandan Buah Segar (TBS) petani secara signifikan," kata Luhut.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono menyambut baik pelonggaran kebijakan ekspor tersebut.
"Rasio ekspor yang lebih tinggi lebih baik dan bisa mempercepat pengurasan tangki", tuturnya.
Pemerintah Indonesia juga berencana untuk menutupi kelebihan persediaan dalam negeri untuk menaikkan campuran biodiesel wajib menjadi 35%-40%, yang tergantung pada pasokan dan harga minyak sawit mentah saat ini.
Lalu, bagaimana tren harga CPO hari ini?
Secara Teknis, Analis Reuters Wang Tao memprediksikan harga CPO mungkin stabil di sekitar titik support di MYR 4.588/ton dan akan menguji titik resistance di MYR 4.742/ton setelahnya.
Namun, penembusan di bawah titik support bisa membawa harga CPO turun lagi ke kisaran MYR 4.267-4.398/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)