
Sepekan Full Longsor Nyaris 4%, IHSG Terdampar ke 6.700-an

Jakarta, CNBC Indonesia - Genap sepekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten mengalami koreksi.
Pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (1/7/2022), IHSG anjlok 1,7% ke 6.794,33. Setelah terlempar dari level psikologis, IHSG harus turun ke bawah dan ditutup di bawah level 6.800.
Koreksi pada IHSG hari ini membuat indeks saham acuan nasional tersebut mencatatkan return negatif sebesar 3,53%.
Mayoritas indeks saham Asia mengalami pelemahan. Indeks Nikkei memimpin koreksi dengan penurunan 1,73% kemudian disusul IHSG.
Kabar tak sedap datang dari pasar keuangan AS. Semalam tiga indeks saham acuan AS ditutup terkoreksi.
Indeks Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi 0,8% sedangkan Nasdaq Composite memimpin pelemahan dengan koreksi lebih dari 1%.
Koreksi di pasar saham justru terjadi ketika yield obligasi pemerintah AS 10 tahun mengalami penurunan dan bergerak mendekati 3%.
Ancaman terjadinya stagflasi yaitu kondisi di mana pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi tinggi sedang membayangi AS dan membuat aset berisiko kurang diminati.
Rilis data Core PCE AS menunjukkan inflasi di AS naik 4,7% secara tahunan pada Mei 2022. Angka tersebut lebih rendah dari 4,9% bulan sebelumnya.
Meskipun inflasi sepertinya sudah menunjukkan tanda peak, tetapi ekonomi AS mengalami kontraksi 1,6% pada kuartal I-2022 dan banyak yang menilai ini adalah imbas dari kenaikan inflasi yang tinggi.
Ancaman stagflasi tersebut merambat ke dunia dan membuat indeks saham global mengalami koreksi yang tajam di semester I 2022.
Dari dalam negeri, pelaku pasar juga bereaksi terhadap rilis data inflasi bulan Juni 2022 yang naik 4,35% secara tahunan.
Laju inflasi bulan Juni tersebut menjadi yang tertinggi sejak Juni 2017 atau tepat 5 tahun terakhir. Angka aktual inflasi bulan lalu juga lebih tinggi dari perkiraan pasar di kisaran 4,2% secara tahunan.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000