Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 01/07/2022 15:26 WIB
Foto: Ilustrasi batu tembaga. (Dok: Detikcom/Dikhy Sasra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia melemah pada perdagangan hari ini mencapai level terendah dalam 17 bulan. Hal ini juga menandai penurunan mingguan selam empat pekan berturut-turut.

Pada Jumat (1/7/2022) pukul 14:35 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 8.044/ton, anjlok 2,34% dibanding posisi kemarin.


Para pelaku pasar khawatir kenaikan suku bunga yang agresif dan data ekonomi yang lemah akan memicu resesi global. Sehingga dapat mengurangi permintaan logam tembaga.

"Tembaga, penentu arah ekonomi, jatuh lebih jauh di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi. Bahkan peningkatan aktivitas pabrik di China tidak dapat memperbaiki suasana," kata ahli strategi komoditas di ANZ dalam sebuah catatan.

"Ini menunjukkan pasar memandang peningkatan tidak cukup untuk mengimbangi potensi perlambatan di negara maju."

Aktivitas manufaktur di kawasan Asia cenderung melemah karena dampak lockdown China, mitra dagang uatama beberapa negara di Asia.

PMI Jipun Bank Jepang turun menjadi 52,7 pada Juni dari 53,3 pada bulan sebelumnya. PMI Global S&P Korea Selatan juga turun menjadi 51,3 pada Juni dari 51,8 pada Mei.

Kemudian, PMI global S&P Taiwan turun menjadi 49,8 pada Juni dari 50,0 pada Mei, sedangkan Vietnam turun menjadi 54,0 pada Juni dari 54,7 pada bulan sebelumnya.

Di sisi lain, Departemen Perdagangan AS mengumumkan indeks pengeluaran konsumsi pribadi sebesar 6,3% year-on-year/yoy pada Mei. Angka tersebut sama dari bulan April.

Hal ini membuat pasar sedikit optimis bahwa inflasi sudah mencapai puncaknya. Namun,tetap saja angka ini masih jauh dari target 2%. Sehingga bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) kemungkinan masih akan agresif.

Ketua bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) menyatakan komitmen tidak akan membiarkan ekonomi jatuh ke dalam "era inflasi yang lebih tinggi". Bahkan jika itu berarti menaikkan suku bunga membahayakan pertumbuhan ekonomi.

Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari kenaikan suku bunga karena ada potensi ekspansi industri akan tertekan. Tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi