
Harga Perak Naik Tipis, Awas Besok Bisa Jatuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia menguat tipis didukung oleh pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Namun, pernyataan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell jadi penahan laju perak.
Pada Kamis (30/6/2022) pukul 15:13 WIB harga perak dunia tercatat US$ 20,72/ons, naik tipis 0,05% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Penguatan harga perak didukung oleh mata uang dolar AS yang melemah. Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) terpantau melemah 0,08% menjadi 105,03.
Hal ini jadi sentimen positif bagi perak yang dibanderol dengan greenback karena menjadi lebih murah di mata pemegang mata uang lainnya.
Di sisi lain tekanan datang dari pengetatan kebijakan moneter untuk menekan inflasi. Powell menyatakan komitmen tidak akan membiarkan ekonomi jatuh ke dalam "era inflasi yang lebih tinggi". Bahkan jika itu berarti menaikkan suku bunga membahayakan pertumbuhan ekonomi.
"Waktunya agak berjalan pada berapa lama Anda akan tetap berada dalam rezim inflasi rendah. Risikonya adalah karena banyaknya guncangan, Anda mulai beralih ke rezim inflasi yang lebih tinggi, dan tugas kami adalah benar-benar mencegahnya. dari terjadi dan kami akan mencegah hal itu terjadi," kata Powell pada konferensi Bank Sentral Eropa.
Kenaikan suku bunga membuat perak dunia menjadi kurang menarik. Sebab biaya peluang memegang perak batangan yang tidak memberikan imbal hasil (non yielding asset) meningkat
Jadi, harga perak dunia diperkirakan masih berada dalam tekanan jika bank sentral bertahan pada mode agresif untuk menaikkan suku bunganya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terus Menukik, Harga Perak Turun 6 Hari Beruntun!