
Harga Bensin Tembus Rp 24.000/liter, Turki Kena Hiperinflasi?

Melansir investopedia, suatu negara dikatakan mengalami hiperinflasi ketika harga barang melesat lebih dari 50% dalam sebulan.
Inflasi tinggi di Turki tercatat secata tahunan, sementara jika dilihat secara bulanan inflasi tumbuh 2,98% (month-to-month/mtm).
Meski demikian, ekonom di Kadir Has University Instanbul, Alp Erinc Yeldan, pada awal April lalu mengatakan Turki sudah mengalami hiperinflasi.
"Ya inflasi terjadi di mana-mana, tetapi Turkei mengalaminya 4 sampai 5 kali lebih tinggi," kata Yeldan sebagaimana dilansir The Guardian, Sabtu (16/4/2022).
Yeldan juga menyoroti data inflasi yang dirilis pemerintah Turki jauh lebih rendah ketimbang lembaga riset ekonomi independen, Enag.
Sejak September tahun lalu, data dari Enag selalu lebih tinggi dua kali lipat ketimbang data dari pemerintah Turki.
Di bulan Maret, data dari Enag menunjukkan inflasi meroket 142,63%.
"Seratus empat puluh dua persen adalah hiperinflasi, tidak ada keraguan akan hal itu," kata Yelden.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]