Biar Gak Kudet, Yuk Simak Kabar Pasar Hari Ini!

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
30 June 2022 07:28
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Terungkap, Pemicu Disclaimer Laporan Keuangan Estetika Tata

Emiten produsen makanan beku (frozen food) PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) mendapat disclaimer atas laporan keuangan periode 2021. Disclaimer ini berupa opini tidak menyatakan pendapat dari akuntan publik Irfan Zulmendra.

Dalam penjelasan laporan keuangan BEEF yang dikutip Rabu (29/6/2022), opini tersebut bermula dari adanya kerugian senilai Rp 457 miliar pada laporan keuangan per 31 Desember 2021. Nilai kerugian itu setara 93% dari modal disetor. Sehingga, BEEF mengalami defisiensi modal Rp 174 miliar.

Kondisi keuangaan dan likuiditas perusahaan dengan merek dagang Kibif itu memburuk akibat pandemi Covid-19. "Kondisi ini secara langsung berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam meemnuhi kewajiban keuangannya," seperti dikutip dari laporan tersebut.

Semua kondisi itu menunjukkan adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Karena signifikansi dari hal tersebut, pihak akuntan publik tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit. Oleh karena itu, KAP Irfan Zulmendra tidak menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasi BEEF.

Tahan Dividen, Emtek Janji Capex Tahun Ini 50% Lebih Besar

Perusahaan yang bergerak dibidang jasa, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) memutuskan untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2021. Keputusan ini telah direstui oleh para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Wakil Direktur Utama Emtek Sutanto Hartono mengatakan, dividen dari laba bersih tahun buku 2021 tidak dibagikan karena akan digunakan sebagai belanja modal atau capital expenditure (capex) dan pengembangan bisnis perseroan.

"Dari laba bersih nggak ada pembagian dividen. Dananya akan digunakan untuk capex dan pengembangan bisnis," ujarnya di gedung SCTV Tower, Rabu (29/6/2022).

Sutanto mengungkapkan, anggaran capex tahun ini lebih besar sekitar 50% hingga 60% dari alokasi capex tahun lalu. Anggaran tersebut akan lebih banyak dialokasikan ke bisnis media dan kesehatan, dalam hal ini bisnis Rumah Sakit (RS).

Mayora Bagikan Dividen Rp 469 Miliar atau Rp 21/Saham

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) bakal membagikan dividen sebesar Rp 21 per saham sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (28/6/2022). Nilai deviden tersebut setara dengan Rp 469 miliar.

"Kami ada agenda lain yaitu memberikan dividen sebesar Rp 21 per lembar sebesar kurang lebih Rp 469 miliar yang akan mulai dibagikan pada 27 Juli 2022," jelas Direksi Perseroan dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (29/6/2022).

Sebagai informasi, pada tahun 2021 MYOR mencatatkan penjualan sebesar Rp 27,90 triliun atau naik 14,01% dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp 24,47 triliun. Penjualan lokal berkontribusi menyumbang pendapatan sebesar Rp 16,05 triliun sedangkan ekspor menyumbang Rp 11,88 triliun.

Mayora juga menyampaikan target yang ingin diperoleh pada 2022, yaitu dapat mencapai pertumbuhan penjualan hingga 10% atau menjadi Rp 30,7 triliun dengan target laba bersih Rp 1,3 triliun.

Anak BUMN Ini Bagikan Dividen Rp 26 M

PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP), pengembang properti berbasis transportasi telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk Tahun Buku 2021 pada Selasa (28/6/2022). Salah satu agenda yang disepakati adalah penetapan penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2021.
Salah satunya pembagian dividen senilai Rp 26 miliar atau 20% dari total laba bersih sekitar Rp 130,36 miliar. Seperti diketahui, ADCP adalah anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).

Selain pembagian dividen, pemegang saham juga menyetujui penetapan penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2021 untuk cadangan wajib Perseroan sebesar 20% atau Rp 26 miliar dan 60% yakni senilai Rp 78 miliar digunakan untuk saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.

Selama tahun 2021, Perseroan mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp 883,8 miliar dan berhasil membukukan pendapatan usaha pada tahun buku 2021 sebesar Rp 563,69 miliar.

Kenaikan profitabilitas juga ditunjukkan oleh peningkatan Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) sebesar 23% pada tahun 2021 atau tumbuh 9% dibandingkan Net Profit Margin pada tahun buku 2022 sebesar 14%.

(RCI/dhf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular