Efek Berantai Drama Kripto, Perusahaan Lindung Nilai Kolaps

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 29/06/2022 14:30 WIB
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis yang dialami oleh pasar kripto sejak awal bulan Mei lalu membuat banyak perusahaan kripto terdampak dan mengalami berbagai kesulitan. Perusahaan-perusahaan terkait yang semula kaya dengan kas kini mulai dari krisis likuiditas, krisis solvabilitas, maupun kesulitan untuk mempertahankan karyawannya.

Baru-baru ini, perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) kripto terkemuka yakni Three Arrows Capital resmi dinyatakan gagal bayar (default) oleh perusahaan broker aset digital Voyager Digital pada Senin (27/6/2022) waktu setempat. Three Arrows Capital gagal memenuhi kewajiban pinjamannya senilai lebih dari US$ 670 juta atau sekitar Rp 9,93 triliun (asumsi kurs Rp 14.825/US$) kepada Vogaer.

Adapun secara terperinci, Three Arrows Capital gagal membayar kembali pinjamannya sebesar US$ 350 juta (Rp 5,19 triliun) dalam stablecoin USD Coin (USDC) dan sebanyak 15.250 Bitcoin yang dipatok dolar AS dengan nilainya sekitar US$ 323 juta (Rp 4,79 triliun).


Alhasil, karena pinjaman yang tidak dipenuhi oleh Three Arrows Capital, Voyager pun terdampak kesulitan di mana pihaknya juga sedang dihadapi krisis pendanaan yang dapat membuat kegiatan transaksi keuangan terganggu.

Tetapi, Voyager mengklaim bahwa pihaknya masih dapat beroperasi dan memenuhi segala bentuk pesanan atau permintaan pelanggannya, baik dalam hal penarikan dana oleh pelanggan maupun sebagainya. Jaminan itu kemungkinan merupakan upaya untuk menahan ketakutan akan penularan melalui ekosistem kripto yang lebih luas.

Tak hanya kepada Voyager saja, ternyata Three Arrows Capital juga mempunyai utang dari BlockFi dan Genesis, di mana keduanya merupakan perusahaan pemberi pinjaman kripto yang sama-sama berbasis di Amerika Serikat (AS).

Seperti halnya Voyager, BlockFi pun tersandung kesulitan akibat Three Arrows Capital tak kunjung memenuhi kewajibannya. Bahkan, Three Arrows Capital pun gagal memenuhi margin call dari BlockFi.

Sebagai informasi, Margin call adalah suatu istilah yang terjadi saat broker akan memberitahukan pemegang posisi untuk melakukan penambahan modal atas dasar transaksi margin.

Hal yang mengerikan akan terjadi apabila sang pemegang posisi tidak mampu membayar margin call tersebut. Apabila tidak mampu menyetorkan dana dalam kurun waktu tertentu, sang broker akan melakukan penutupan terhadap seluruh posisi yang dimiliki oleh perseroan baik melakukan penjualan pada posisi long (forced sell) ataupun pembelian pada posisi short.

Voyager dan BlockFi menghadapi kesulitan yang sama, tetapi yang lebih parah justru dialami oleh BlockFI, di mana pihaknya memilih untuk memangkas karyawannya ketimbang memilih mensuspensi transaksi nasabah,

BlockFi dikabarkan memangkas sekitar 20% pekerjanya dari total 850-an karyawan. Informasi tersebut diumumkan langsung dalam postingan blog BlockFi.

Menurut keterangan, perusahaan mencatat "perubahan dramatis dalam kondisi ekonomi makro di seluruh dunia" sebagai penyebab utama pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Pemutusan kontrak kerja tersebut berdampak besar pada berbagai tim di BlockFi. Keputusan perusahaan dimaksudkan untuk memangkas pengeluaran dalam persiapan menghadapi "resesi global yang berkepanjangan".

Sebagai informasi, sejak tahun 2020, BlockFi mengalami pertumbuhan pesat dari 150 karyawan menjadi lebih dari 850-an. Kendati begitu, perubahan drastis pasar kripto pada kuartal pertama tahun 2022 memaksa BlockFi untuk menyetop ekspansinya. Perusahaan berupaya melakukan penyesuaian ulang strateginya.

Pihak BlockFi sendiri memprioritaskan profitabilitas dengan cara memotong empat biaya operasional utama yakni pengurangan biaya marketing dan kompensasi eksekutif serta memangkas jumlah karyawan, serta memutus kontrak dengan vendor yang tidak begitu penting.

Kendati melakukan PHK besar-besaran, BlockFi menyatakan keputusan tersebut tidak akan berpengaruh pada layanan perusahaan yang memiliki sekitar 650.000 klien dari berbagai negara.


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi

Pages