Dolar Australia Bolak-balik di Kisaran Rp 10.200 - Rp 10.350

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 28/06/2022 14:30 WIB
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (28/6/2022). Meski demikian, sejak pekan lalu dolar Australia sebenarnya berkonsolidasi di kisaran Rp 10.200 - Rp 10.350/AU$.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 13:30 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.314/SG$, melesat 0,67% di pasar spot.

Dolar Australia berfluktuasi meski bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) akan kembali menaikkan suku bunga. Sementara Bank Indonesia (BI) masih enggan menaikkan suku bunga.


Dalam kondisi tersebut, dolar Australia ternyata masih belum mampu menguat tajam, salah satu penyebabnya ada perekonomian global yang dipenuhi ketidakpastian, bahkan ada resesi membayangi beberapa negara.

Pelambatan ekonomi global diperkirakan akan turut menyeret turun kurs dolar Australia. Sebabnya, pergerakan dolar Australia kerap mengikuti ekspektasi pertumbuhan ekonomi global.

Namun, analis dari UBS mengatakan dolar Australia bakal fenomenal.

"Trading yang saya suka lakukan adalah membeli (long) dolar Australia. Saya pikir itu akan menjadi trading yang fenomenal," kata Dominic Schnider, kepala komoditas dan mata uang Asia Pasific di UBS, sebagaimana dilansir Bloomberg, Senin (6/6/2022).

Menurut Schnider, perekonomian AS yang akan melambat, sementara di Australia justru akan tumbuh bisa memicu penguatan tajam dolar Australia.

"Ketika kita melihat perekonomian AS sedikit melambat dan perekonomian Australia menunjukkan kinerja bagus, pelaku pasar akan mengatakan dolar Australia seharusnya tidak berada di posisi sekarang," ujar Schnider.

Ia melihat dolar Australia bisa melesat 11% melawan dolar Amerika Serikat (AS) tahun ini. Jika dolar Australia menguat melawan dolar AS, maka melawan rupiah juga kemungkinan akan sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor