Dolar AS Stabil, Rupiah Jadi Mata Uang Terburuk di Asia
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah tak berdaya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga di jeda perdagangan Selasa (28/6/2022), setelah Mata Uang Garuda berada di zona hijau kemarin.
Melansir Refinitiv, rupiah di sesi awal perdagangan terkoreksi 0,14% ke Rp 14.820/US$. Kemudian, rupiah kembali terkoreksi lebih tajam 0,24% ke Rp 14.835/US$ hingga pukul 11:00 WIB. Indeks dolar AS yang mengukur kinerja dolar AS terhadap 6 mata uang dunia lainnya terpantau bergerak stagnan di posisi 103.937.
Menurut Analis Strategi Societe Generale Kit Juckes bahwa indeks dolar AS akan bergerak stabil hingga ketidakpastian berkurang dan kemudian indeks dolar AS dapat jatuh ketika pasar mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik.
Fundamentalnya, Departemen Perdagangan pada Senin (27/6) telah melaporkan bahwa pesanan baru untuk barang tahan lama buatan AS meningkat per Mei dan menunjukkan adanya potensi peningkatan pada produksi di kuartal II-2022, meski inflasi masih membayangi.
Pesanan barang tahan lama buatan AS per Mei naik US$1,9 miliar atau 0,7% ke US$267,2 miliar dari US$265,3 miliar di April.
"Ada inflasi di balik kenaikan pesanan, tapi bagaimanapun ada banyak dolar yang mengalir melalui ekonomi saat ini. Bisnis tidak akan memesan barang baru jika mereka mengira konsumen akan menarik kembali pembelian mereka," tutur Kepala Ekonom FWDBONDS Christopher Rupkey.
Meski rilis data ekonomi menunjukkan hal yang baik, tapi Analis Royal London Greetham masih menilai bahwa pasar masih berada di sentimen yang bearish.
Hal tersebut terlihat dari kinerja bursa saham AS semalam yang melemah. Bahkan, indeks acuan AS yakni indeks S&P 500 masih anjlok hampir 18% tahun ini, sedangkan indeks acuan bursa Eropa yakni indeks Stoxx 600 juga ambles 14,91% di sepanjang tahun ini.
Adanya sinyal ekonomi yang beragam antara rilis data ekonomi yang baik dan penurunan pada bursa saham global membuat pasar kini berada di situasi sideways. Artinya, kita berada di kondisi pasar yang datar karena faktor bullish dan bearish sama-sama kuat. Hal tersebut membuat dolar AS bergerak stabil dan akhirnya menekan rupiah.
Di Asia, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk hari ini karena terkoreksi paling tajam di hadapan si greenback. Ternyata rupiah tak sendirian, rupee India juga melemah 0,19% dan yuan China terkoreksi 0,11% terhadap dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)