Hari Perdana Perdagangan 'Gelap Gulita', IHSG Hijau Tipis Nih
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,14% ke 7.052,72 mengawali perdagangan pekan ini, Senin (27/6/2022).
IHSG terpantau masih menguat 0,18% di 7.055,33 pada 09.05 WIB. Mayoritas indeks saham Asia juga bergerak di zona hijau pagi ini.
Setelah sebelumnya data kode broker ditutup, hari ini merupakan perdagangan perdana di pasar modal Tanah Air di mana status investor domestik dan asing juga ditutup selama jam perdagangan berlangsung dan baru akan dibuka setelah pasar tutup.
Setelah mengalami koreksi tajam, bursa saham AS juga rebound pekan lalu. Secara point-to-point pada pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 5,4%, S&P 500 melejit 6,5%, dan Nasdaq Composite terbang 7,5%.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, Dow Jones melonjak 2,68% ke level 31.500,68, S&P 500 melompat 3,06% ke 3.911,74, dan Nasdaq melejit 3,34% ke 11.607,62.
Bersamaan dengan penguatan indeks saham AS, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS 10 tahun juga mengalami penurunan sebesar 9 basis poin (bps) sepanjang pekan lalu.
Ketiga indeks utama Wall Street tersebut berhasil rebound dan juga berhasil menghentikan penurunan selama tiga pekan beruntun tiga minggu, karena pelaku pasar mempertimbangkan apakah pasar telah menemukan titik terendahnya. Namun, banyak orang di Wall Street masih cenderung pesimis atau khawatir dengan kondisi global.
"Kami percaya bahwa pemantulan di pasar ekuitas AS selama tiga hari perdagangan terakhir telah menjadi reli pasar bearish dari kondisi oversold yang mendalam," tulis Chris Senyek dari Wolfe Research dalam laporan riset hariannya, dikutip dari CNBC International.
Cerahnya Wall Street terjadi setelah pembacaan sentimen konsumen yang diikuti oleh pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menunjukkan sedikit pelonggaran ekspektasi inflasi.
Menurut survei dari University of Michigan, sentimen konsumen mencapai rekor terendah 50 pada periode Juni 2022. Sementara di permukaan yang tidak positif untuk pasar, investor menyukai angka di dalam laporan yang menunjukkan ekspektasi inflasi 12 bulan oleh konsumen turun kembali ke 5,3%.
Pembacaan sentimen konsumen bisa menjadi sangat penting bagi investor, karena Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa penurunan mengejutkan dalam pembacaan awal adalah salah satu alasan bank sentral menaikkan suku bunga acuannya sebesar tiga perempat poin persentase pada awal bulan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)