
Harga Minyak Turun Walau Pasokan Ketat, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melemah meskipun pasokan masih ketat akibat embargo minyak dari Rusia terus berlangsung. Apa yang terjadi?
Pakar energi Dan Yergin mengatakan ada dua alasan kenapa harga minyak dunia turun dalam sebulan terakhir meskipun pasar masih ketat, yakni The Fed dan serangan Rusia ke Ukraina yang terus berlangsung.
Harga minyak telah meningkat sejak tahun lalu dan mencatatkan rekor harga tertinggi setelah Rusia menyerang Ukraina. Namun, sejak akhir Mei harga minyak mentah telah jatuh sekitar 10% dari US$ 120/barel lebih ke posisi saat ini.
Pada Jumat (24/6/2022) pukul 14.21 WIB harga minyak mentah dunia jenis brent tercatat US$ 109,85/barel, turun 0,17% dari perdagangan kemarin. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 104,2/barel, melemah tipis 0,07%.
Yargin, wakil ketua S&P Global, mengatakan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) memilih untuk mengejar inflasi bahkan dengan risiko mendekatkan ekonomi ke dalam resesi dan itulah yang membuat harga minyak turun.
Pada Rabu kemarin, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dirinya bertekad untuk menurunkan inflasi meskipun ia mengakui reses bisa terjadi. Kebijakan yang diperketat tanpa keadaan ekonomi seperti resesi akan sulit, kata Powell.
"Sisi lain dari itu, adalah bahwa Vladimir Putin telah memperluas perang dari perang medan perang di Ukraina ke perang ekonomi di Eropa, di mana dia mencoba untuk menciptakan kesulitan yang akan menghancurkan koalisi," Yergin mengatakan kepada CNBC "Squawk Box Asia"pada Jumat (24/6/2022).
Rusia telah membatasi pasokan gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream1 dan mengurangi aliran ke Italia. Moskow telah memotong pasokan gas ke Finlandia, Polandia, Bulgaria, Orsted Denmark, perusahaan Belanda GasTerra, dan raksasa energi Shell untuk kontrak di Jerman. Ini karena permasalahan pembayaran menggunakan rubel Rusia seperti yang diatur Rusia untuk membeli gasnya.
Tindakan itu telah memicu kekhawatiran akan musim dingin yang sulit di Eropa.Pihak berwenang di wilayah tersebut sekarang berebut untuk mengisi penyimpanan bawah tanah dengan pasokan gas alam.
