Harga Minyak Turun Walau Pasokan Ketat, Kenapa?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 June 2022 16:40
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Awal bulan ini, OPEC+ setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 648.000 bph pada Juli, atau 7% dari permintaan global. Jumlah penambhan tersebut ditetapkan sama pada Agustus. Jumlah ini naik dari rencana awal untuk menambah 432.000 bph per bulan selama tiga bulan hingga September.

"Kami pikir OPEC+ kemudian akan bergerak ke pendekatan yang lebih liberal dan memungkinkan beberapa anggota dengan kapasitas cadangan untuk memproduksi lebih banyak," Edward Gardner, ekonom komoditas di Capital Economics. 

Ia mengomentari kebijakan OPEC+ setelah selesai mengurangi pengurangan pasokan terkait pandemi pada bulan September.  

Itu dapat menyebabkan harga Brent turun kembali ke sekitar $100 per barel pada akhir tahun, katanya. Tetapi pasar tidak bisa serta merta berharap pasokan akan pulih sejalan dengan kebijakan itu.

Sementara kuota produksi pada anggota OPEC+ telah dikurangi secara bertahap, sebagian besar gagal meningkatkan produksi secara bersamaan, kata Gardner.

(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular