Top Gainers-Losers

TNCA Masih Tercuan, MRAT-TINS Jadi yang Paling Boncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
23 June 2022 09:27
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (22/6/2022) kemarin, mengekor bursa Asia-Pasifik yang juga ditutup di zona merah kemarin.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup merosot 0,85% ke posisi 6.984,31. IHSG pun kembali keluar dari zona psikologisnya di 7.000 kemarin.

Pada perdagangan awal sesi I kemarin, IHSG sempat berfluktuasi dengan menguat dan melemah tipis. Tetapi selang beberapa menit atau sekitar pukul 09:30 WIB, IHSG langsung terkapar ke zona merah hingga akhir perdagangan kemarin.

Investor asing kembali melepas saham-saham di RI sebesar Rp 139,13 miliar di seluruh pasar pada perdagangan kemarin.

Adapun nilai transaksi indeks pada perdagangan Rabu kemarin mencapai sekitaran Rp 25 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 174 saham menguat, 346 saham melemah, dan 168 saham stagnan.

Di tengah koreksinya IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten penyedia layanan logistik transportasi yakni PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) masih bertengger di jajaran top gainers kemarin. Tetapi kali ini berada di posisi kedua. Saham TNCA ditutup meroket 24,43% ke posisi harga Rp 550/saham.

Nilai transaksi saham TNCA pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 29,47 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 56,32 juta lembar saham. Investor asing melepas saham TNCA sebesar Rp 267,63 juta di pasar reguler.

Dengan ini, maka saham TNCA sudah meroket selama dua hari beruntun. Sebelum meroket dua hari beruntun, saham TNCA konsisten berada di zona merah sejak 31 Mei 2022, kecuali pada 7 Juni di mana saham TNCA bergerak stagnan.

Data perdagangan mencatat, selama sebulan terakhir saham TNCA masih ambles 23,61% dan sejak awal tahun masih anjlok 78,43%.

Sebelumnya, TNCA terus merosot membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga saham TNCA yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA) pada 16 Juni 2022 lalu.

Meski demikian, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

Namun setelah disematkan UMA oleh bursa, harga saham TNCA malah meroket nyaris 25% pada perdagangan Selasa lalu.

Saat IHSG ditutup di zona merah kemarin, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten perdagangan kosmetik yakni PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) masuk ke jajaran top losers setelah bertengger di jajaran top gainers selama dua hari beruntun yakni pada Senin dan Selasa lalu.

Saham MRAT ditutup ambruk 6,99% ke harga Rp 266/saham. Dengan ini, maka saham MRAT terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham MRAT pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,09 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 13,75 juta lembar saham. Tetapi, investor asing mengoleksi saham MRAT sebesar Rp 660.000 di pasar reguler.

Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, laba bersih MRAT tergerus hingga 82,22% menjadi Rp 328,8 juta, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,85 miliar.

Hal ini karena penjualan MRAT pada kuartal I-2022 mengalami penurunan hingga 15,11% menjadi Rp 75,2 miliar, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar Rp 88,59 miliar.

Meski begitu, beban pokok penjualan MRAT juga menyusut menjadi 28,46% menjadi Rp 32,64 miliar per 31 Maret 2022, dari sebelumnya pada 31 Maret 2021 sebesar Rp 45,63 miliar.

Perseroan juga masih menanggung beban penjualan sebesar Rp 26,69 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp 12,53 miliar, serta rugi selisih kurs bersih senilai Rp 770,29 juta.

Selain saham MRAT, terdapat pula saham emiten pertambangan timah dan nikel yakni PT Timah Tbk (TINS), yang harga sahamnya ambles 6,92% ke harga Rp 1.615/saham. Saham TINS juga terkena batas ARB-nya kemarin.

Nilai transaksi saham TINS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 161,12 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 97,73 juta lembar saham. Asing melepas saham TINS sebesar Rp 15,51 miliar di pasar reguler.

Amblesnya harga saham TINS terjadi setelah harga timah acuan dunia juga ambles terbebani kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global. Ekspektasi atas permintaan timah dunia menurun.

Pada Rabu pukul 16:50 WIB harga timah dunia tercatat US$ 29.830 per ton, turun 4,82% dibandingkan harga penutupan sebelumnya.

Harga timah telah turun sebesar 19,6% secara point-to-point selama dua pekan perdagangan terakhir. Saat ini posisi harga timah pun berada di level terendah sejak Mei 2021. Ini karena kenaikan suku bunga masih membayangi laju harga timah.

Menurut analis SMM, kekhawatiran resesi timbul setelah bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) mengatakan "bahasa melawan inflasi yang paling hawkish hingga saat ini". Serta komitmen untuk memulihkan stabilitas harga adalah "tak bersyarat".

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular