Top Gainers-Losers

TNCA Masih Tercuan, MRAT-TINS Jadi yang Paling Boncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
23 June 2022 09:27
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Saat IHSG ditutup di zona merah kemarin, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten perdagangan kosmetik yakni PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) masuk ke jajaran top losers setelah bertengger di jajaran top gainers selama dua hari beruntun yakni pada Senin dan Selasa lalu.

Saham MRAT ditutup ambruk 6,99% ke harga Rp 266/saham. Dengan ini, maka saham MRAT terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham MRAT pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,09 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 13,75 juta lembar saham. Tetapi, investor asing mengoleksi saham MRAT sebesar Rp 660.000 di pasar reguler.

Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, laba bersih MRAT tergerus hingga 82,22% menjadi Rp 328,8 juta, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,85 miliar.

Hal ini karena penjualan MRAT pada kuartal I-2022 mengalami penurunan hingga 15,11% menjadi Rp 75,2 miliar, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar Rp 88,59 miliar.

Meski begitu, beban pokok penjualan MRAT juga menyusut menjadi 28,46% menjadi Rp 32,64 miliar per 31 Maret 2022, dari sebelumnya pada 31 Maret 2021 sebesar Rp 45,63 miliar.

Perseroan juga masih menanggung beban penjualan sebesar Rp 26,69 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp 12,53 miliar, serta rugi selisih kurs bersih senilai Rp 770,29 juta.

Selain saham MRAT, terdapat pula saham emiten pertambangan timah dan nikel yakni PT Timah Tbk (TINS), yang harga sahamnya ambles 6,92% ke harga Rp 1.615/saham. Saham TINS juga terkena batas ARB-nya kemarin.

Nilai transaksi saham TINS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 161,12 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 97,73 juta lembar saham. Asing melepas saham TINS sebesar Rp 15,51 miliar di pasar reguler.

Amblesnya harga saham TINS terjadi setelah harga timah acuan dunia juga ambles terbebani kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global. Ekspektasi atas permintaan timah dunia menurun.

Pada Rabu pukul 16:50 WIB harga timah dunia tercatat US$ 29.830 per ton, turun 4,82% dibandingkan harga penutupan sebelumnya.

Harga timah telah turun sebesar 19,6% secara point-to-point selama dua pekan perdagangan terakhir. Saat ini posisi harga timah pun berada di level terendah sejak Mei 2021. Ini karena kenaikan suku bunga masih membayangi laju harga timah.

Menurut analis SMM, kekhawatiran resesi timbul setelah bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) mengatakan "bahasa melawan inflasi yang paling hawkish hingga saat ini". Serta komitmen untuk memulihkan stabilitas harga adalah "tak bersyarat".

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular