
Ekonomi Dunia Kompleks, Ini Dia Senjata RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir menjadi risiko global dalam pertumbuhan ekonomi berbagai negara tidak terkecuali Indonesia.
Bank Mandiri menyebutkan hingga akhir tahun, beberapa tantangan yang harus dihadapi ekonomi dunia antara lain, perang Rusia-Ukraina yang berdampak secara global pada komoditas dan harga makanan.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan selain itu, beberapa negara juga harus mengalami tuntutan untuk bisa pulih lebih cepat, ditambah dengan inflasi global dan kenaikan suku bunga yang agresif.
Pasalnya kebijakan the Fed menjadi lebih hawkish dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Maret, 50 bps pada Mei dan 75 bps pada Juni 2022. The Fed juga mulai mengurangi balance sheet, sebesar US$ 30 miliar untuk Treasuries dan US$ 17,5 miliar untuk agency mortgage-backed securities selama 3 bulan.
Selanjutnya jumlah pengurangan ini akan dinaikkan lebih lanjut hingga total mencapai US$ 95 miliar.
Oleh karena itu, menurut Andry, defisit anggaran akan didorong ke dekat 3% dan sasaran kebijakan Bank Indonesia akan ganda, yakni pertumbuhan dan stabilitas.
"Secara jangka panjang masalah ini akan dihadapi berbagai negara, tidak kecuali Indonesia dalam satu-dua tahun mendatang," ungkap Andry di Jakarta, Rabu (22/6/2022).
Untungnya, Indonesia masih relatif lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara berkembang karena masih memiliki komoditas, bahkan potensi pertumbuhan ekonomi.
Kinerja ekspor komoditas tumbuh positif ditopang tingginya harga komoditas dunia seperti CPO, batu bara dan nikel. Positifnya kinerja ekspor masih melebihi potensi kenaikan impor minyak yang juga terpengaruh tingginya harga minyak dunia.
Meski demikian, jika saja larangan ekspor CPO berlangsung lama, maka berpotensi mengurangi surplus perdagangan Indonesia dan neraca perdagangan diperkirakan masih akan mencatat surplus yang juga akan terefleksi pada tingginya cadangan devisa Indonesia.
Saat ini cadangan devisa mencapai US$ 139 miliar. Hingga akhir tahun, Bank Mandiri masih memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 7,5%, pertumbuhan simpanan perbankan 8,1%, dan PDB sebesar 5,17%.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Global Bersiap Hadapi Dampak Ngeri Perang di Ukraina