Bursa Asia Dibuka Menghijau, Tapi Kok Shanghai Masih Loyo?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 21/06/2022 08:47 WIB
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Selasa (21/6/2022), di tengah minimnya sentimen dari Amerika Serikat (AS) karena pasar keuangan di AS pada Senin kemarin libur memperingati hari berakhirnya perbudakan.

Hanya indeks Shanghai Composite China yang dibuka melemah tipis pada hari ini, yakni turun tipis 0,05%.

Sedangkan sisanya dibuka di zona hijau. Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 1,16%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,42%, Straits Times Singapura bertambah 0,44%, ASX 200 Australia melaju 0,69%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,5%.


Dari Australia, bank sentral (Reserve Bank of Australia/RBA) pada hari ini akan mengumumkan hasil rapatnya. Gubernur RBA, Philip Lowe akan berbicara tentang inflasi dan kebijakan moneter.

Sementara itu di Eropa, Presiden bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB), Christine Lagarde mengulangi rencana untuk menaikkan suku bunga ECB dua kali pada musim panas ini dan menekankan target inflasi di angka 2%.

"Keputusan ini mendukung komitmen kami sebelumnya untuk menyesuaikan semua instrumen kami dalam mandat kami, menggabungkan fleksibilitas jika diperlukan, untuk memastikan bahwa inflasi stabil pada target 2% dalam jangka menengah," kata Lagarde.

Kemarin, bank sentral China (People Bank of China/PBoC) kembali mempertahankan suku bunga loan prime rate (LPR) tenor 1 tahun sebesar di 3,7%, sedangkan LPR tenor 5 tahun masih di 4,45%. Dipertahankannya suku bunga LPR diharapkan bisa membantu pemulihan ekonomi Negara Tirai Bambu.

Langkah PBoC untuk mempertahankan LPR juga dinilai sebagai upaya menghindari capital outflow karena selisih dengan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tentunya tidak semakin menyempit.

Sementara itu, pasar keuangan AS akan kembali dibuka pada Selasa hari ini setelah libur Hari Juneteenth, memperingati berakhirnya perbudakan di negara tersebut.

Bursa AS pada perdagangan terakhir pekan lalu mayoritas menghijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,13%. Tetapi untuk S&P 500 dan Nasdaq, keduanya berhasil ditutup di zona hijau. S&P 500 ditutup menguat 0,21% dan Nasdaq melonjak 1,43%.

Selagi pasar saham AS ditutup pada perdagangan Senin kemarin, investor di Asia-Pasifik memantau pergerakan bursa Eropa pada perdagangan kemarin.

Bursa Eropa pada Senin kemarin ditutup positif, di mana tiga bursa utama di Eropa pada awal pekan ini kompak menghijau setelah menjalani pekan yang bergejolak pada pekan lalu.

Indeks Stoxx 600 ditutup menguat 0,96% ke posisi 407,14 didorong oleh kenaikan saham sektor perbankan, energi dan travel.

Hal yang serupa terjadi pada indeks DAX Jerman yang menguat 139,34 poin atau naik 1,06% ke 13.265,6 dan indeks FTSE menguat 105,56 poin atau 1,5% ke 7.121,81. Indeks CAC Prancis juga menguat 0,64% ke 5.920,09 setelah sempat terkoreksi di awal perdagangan.

Kenaikan bursa Prancis menjadi yang terendah dibandingkan bursa utama lainnya karena pelaku pasar khawatir setelah kubu Presiden Emmanuel Macron kalah telak pada pemilu parlemen.

Pekan lalu, bursa Eropa bergerak sangat volatil setelah bank sentral sejumlah negara mengumumkan kebijakan yang agresif.

The Fed pada pekan lalu mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp).

Bank sentral Swiss (SBN) juga mengejutkan pasar karena menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kalinya sejak 2007. Bank of England (BOE) juga akan menaikkan suku bunga acuannya selama lima kali beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel