Kronologi 6 Hari Brutal yang Membuat Bitcoin Babak Belur

Jakarta, CNBC Indonesia - Semester I 2022 belum selesai, harga Bitcoin sudah terkapar. Bitcoin jatuh ke level US$ 17.749 setara Rp 270.512.509 dan Ether US$ 897 setara Rp13.671.177 karena aksi jual di pasar kripto meningkat.
Dua mata uang kripto paling populer di dunia turun lebih dari 35% dalam seminggu terakhir, karena keduanya telah jauh dari batas harga psikologis.
Pekan berdarah di pasar kripto sebagian disebabkan oleh tekanan dari ekonomi makro, termasuk inflasi yang meningkat dan serangkaian kenaikan suku bunga Fed. Bitcoin memuncak pada US$ 68.789,63 pada November. Ether memuncak pada US$ 4.891,70 pada bulan yang sama.
Bitcoin terakhir diperdagangkan serendah ini sekitar Desember 2020.
Begini kronologi jatuhnya Bitcoin dalam sepekan terakhir:
Senin
Pada awal pekan lalu, Bitcoin anjlok hingga 17% dalam sehari dan konon pada hari itu, "musim dingin" kripto dimulai. Dalam kekacauan itu, Celsius, sebuah firma pemberi pinjaman kripto besar, mengejutkan pasar ketika mengumumkan bahwa semua penarikan, pertukaran, dan transfer antarakun telah dihentikan sementara karena "kondisi pasar yang ekstrem.
Dalam sebuah memo yang ditujukan kepada komunitas Celsius, platform tersebut juga mengatakan bahwa langkah tersebut diambil untuk "menstabilkan likuiditas dan operasi".
Celsius secara efektif mengunci aset kripto senilai US$ 12 miliar yang mereka kelola, meningkatkan kekhawatiran tentang solvabilitas platform. Berita itu menyebar ke seluruh industri kripto, mengingatkan pasar tentang yang terjadi pada bulan Mei, ketika proyek stablecoin yang dipatok dolar AS, Terra USDT, kehilangan nilai US$60 miliar dan menyeret industri kripto yang lebih luas ke bawah bersamanya.
Selasa
Terjatuh di Senin, harga Kripto dan Ether stabil pada Selasa. Bitcoin bertengger di US$ 22.000 dan Ether US$ 1.100. Investor menilai kejatuhan Celsius, dan beberapa perusahaan kripto melakukan PHK untuk menjaga arus kas mereka.
Coinbase mengumumkan telah memberhentikan hampir seperlima dari tenaga kerjanya karena volatilitas kripto. Perusahaan sebelumnya telah memotong pengeluaran dan bahkan membatalkan tawaran pekerjaan dengan harapan menstabilkan bisnisnya.
"Kami memiliki laporan inflasi baru-baru ini yang menurut saya mengejutkan banyak orang," jelas Presiden dan Chief Operating Officer Emilie Choi, Minggu (19/6/2022).
Perusahaan kripto di seluruh papan mencari cara untuk memotong biaya, karena investor ingin keluar dari aset paling berisiko, dan menurunkan volume perdagangan.
Crypto.com baru-baru ini mengumumkan pengurangan staf sebanyak 260 orang, seperti yang dilakukan Gemini, yang mengatakan akan memberhentikan 10% dari tenaga kerjanya.
Rabu
Rabu sore, Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan 3,75 basis poin, yang merupakan kenaikan paling agresif sejak 1994. The Fed mengatakan langkah itu dilakukan dalam upaya untuk mengekang inflasi yang tinggi.
Harga kripto awalnya reli dipicu sentimen investor yang berharap Amerika Serikat bisa menghindari resesi. Namun, reli itu berumur pendek.
Kamis
Bitcoin turun menjadi sekitar US$ 20.000, ke harga yang belum pernah dilihatnya sejak akhir tahun 2020. Kerugian terkait erat dengan aksi jual di Wall Street, Dow Jones turun 700 poin ke level terendah dalam lebih dari setahun.
Tampaknya investor tidak dapat menghilangkan ketakutan akan resesi, dan beberapa mengatakan perlu waktu bagi cryptocurrency untuk pulih dari aksi jual aset berisiko.
Jumat dan Sabtu
Pembantaian di pasar kripto tidak menunjukkan tanda-tanda melambat, karena investor pemegang Bitcoin dan Ether melanjutkan aksi jual mereka dengan cepat hingga Sabtu sore.
Ini terjadi ketika dana lindung nilai kripto dan bisnis menghadapi pertanyaan yang berkembang tentang kebangkrutan.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Bitcoin cs Tak Berdaya, Kiamat Kripto Di Depan Mata