Tiga Bank Sentral Utama Kerek Bunga, Inflasi Makin Ngeri?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 June 2022 12:25
bank of england
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) kembali menaikkan suku bunga pada pengumuman kebijakan moneter Kamis (16/6/2022) kemarin. Langkah tersebut menyusul bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) dan bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB).

Sejauh ini bank sentral pimpinan Andrew Bailey ini sudah 5 kali menaikkan suku bunganya. BoE juga mengindikasikan akan terus menaikkan suku bunga hingga inflasi kembali ke target 2%.

Dalam pengumuman kebijakan moneter kemarin, BoE menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,25%. Dari 9 anggota komite kebijakan moneter (Monetary Policy Committee/MPC), semuanya sepakat untuk menaikkan suku bunga, tetapi 3 anggota memilih menaikkan sebesar 50 basis poin.

Terbelahnya pendapat MPC membuat BoE kemungkinan bisa bertindak lebih agresif lagi guna meredam inflasi. Apalagi BoE memprediksi pada Oktober inflasi bisa dua dijit, perkiraanya sedikit di atas 11%.

Pada April lalu, inflasi di Inggris tumbuh 9% year-on-year (yoy) yang merupakan level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Inggris menjadi salah satu negara yang sudah menunjukkan dampak buruk dari inflasi tinggi. Perekonomiannya mengalami kontraksi dua bulan beruntun pada Maret sebesar -0,1% dan April -0,3%. Kontraksi dua bulan beruntun tersebut menjadi yang pertama dalam 2 tahun terakhir.

OECD bahkan memprediksi Inggris akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terlemah di antara G7 akibat suku bunga yang tinggim kenaikan pajak, pelambatan perdagangan serta tingginya inflasi.

Tekanan inflasi di negara Barat tahun membuat bank sentral terus mengerek suku bunga. Karen Ward, chief market strategist EMEA di JP Morgan Asset Management mengatakan apa yang dilakukan beberapa bank sentral Kamis kemarin menunjukkan pesan yang jelas, inflasi tidak bisa ditoleransi.

"Bank sentral menunjukkan agak bersikap keras terhadap inflasi. Menurut pandangan kami, kenaikan 50 basis poin menjadi lebih tepat bagi BoE. Langkah yang lebih berhati-hati kali ini mungkin akan memberikan pelung kenaikan lebih besar ke depannya," kata Ward sebagaimana dilansir CNBC International.

Sementara itu The Fed bertindak lebih agresif lagi. Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed yang menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, terbesar sejak 1994, menjadi 1,5% - 1,75%.

Bank sentral paling powerful di dunia ini semakin agresif dalam menaikkan suku bunga.

The Fed di bulan depan juga akan menaikkan suku bunga 50 - 75 basis poin, dan di akhir tahun akan berada di kisaran 3,25% - 3,5%. 

SBN menjadi yang paling mengejutkan dengan menaikkan suku bunga acuannya menjadi minus (-) 0,25% dari sebelumnya - 0,75% atau naik 50 basis poin. Kenaikan tersebut menjadi yang pertama sejak September 2007.

Langkah tersebut terbilang mengejutkan, sebab para ekonom memperkirakan suku bunga baru akan dinaikkan pada September dan sebesar 25 basis poin saja.

"Langkah SNB menunjukkan kondisi secara umum, meski banyak bank sentral yang sebelumnya bersikap dovish kini mulai cemas terhadap inflasi. Gambar besarnya, bank sentral khawatir menjadi behind the curve (inflasi yang tinggi) dan perlu segera meredamnya," kata Jan Van Gerich, kepala analis di Nordea, sebagaimana dilansir Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Sentral Jepang Tahan Bunga -0,1%, Tak Takut Inflasi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular