Trader Kripto di RI Ada 7 Juta, Dominasi Gen Z dan Milenial

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
16 June 2022 14:34
FILE PHOTO: Representations of the Ripple, Bitcoin, Etherum and Litecoin virtual currencies are seen on a PC motherboard in this illustration picture, February 13, 2018. Picture is taken February 13, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Minat masyarakat Indonesia terhadap mata uang kripto atau cryptocurrency terus meningkat. Dari sisi investor, pada Februari 2022 jumlah investor kripto tercatat mencapai 12,4 juta investor, bertambah 532.102 investor sejak akhir 2021.

CEO Indodax, Oscar Darmawan mengungkapkan kalau data tersebut tidak sepenuhnya benar karena masih tumpang tindih. Dia memperkirakan kalau dari jumlah tersebut, yang trader baru lima hingga tujuh juta orang.

"Saya rasa data yang menyebutkan ada 12 juta orang itu tumpah tindih, dari data kami trader kripto di Indonesia baru lima hingga tujuh juta dan di Indonesia dengan penduduk lebih dari 200 juta itu sangat sedikit," jelas Oscar kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/6/2022).

Menurutnya, ke depan, jumlah trader kripto akan bertambah terus karena populasi Indonesia sangat besar apalagi 80%-nya merupakan usia produktif.

"Saya percaya Indonesia negara yang baik untuk blockchain dan kripto," tegas Oscar.

Hal tersebut juga diamini oleh Ekonom INDEF, Nailul Huda, menurutnya kripto masih luas dan potensial. Apalagi kalau memang crash yang terjadi saat ini adalah siklus empat tahunan, maka investor jangka panjang menjadikan saat ini waktu yang tepat untuk membeli.

"Sebenarnya investor kripto sudah memiliki karakter, yakni mereka adalah investor muda seperti generasi Z dan milenial karena mereka suka mengambil risiko," ungkap Nailul.

Saat ini, dua generasi tersebut yang paling banyak mendominasi sebagai investor kripto. Walaupun awalnya coba-coba namun jumlahnya makin banyak dan masih akan terus bertambah.

Untuk diketahui, harga kripto utama kembali bangkit dari zona koreksinya pada perdagangan Kamis (16/6/2022) pagi, meski bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi dari yang diharapkan oleh pelaku pasar. 


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Milenial & Gen Z, Nasabah Mandiri Sekuritas Tumbuh 33%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular