Nggak Kaget Suku Bunga AS Naik, Rupiah Maju Tak Gentar!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
16 June 2022 11:33
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berhasil menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan perdagangan Kamis (16/6/2022). Bahkan, rupiah menjadi salah satu mata uang terbaik hari ini karena mayoritas mata uang di Asia terkoreksi.

Melansir Refinitiv, rupiah di sesi awal perdagangan menguat 0,2% ke Rp 14.711/US$. Kemudian, rupiah memangkas penguatannya menjadi 0,07% ke Rp 14.730/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Indeks dolar AS kembali terkoreksi dari level tertinggi 20 tahun setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin untuk meredam inflasi.

Pasar telah memperkirakan kenaikan tersebut dan membatasi pergerakan dolar AS di pasar spot hari ini.

Pukul 11:00 WIB, sang greenback terpantau melemah 0,21% ke 104,951 terhadap 6 mata uang dunia lainnya dan berada cukup jauh dari rekor tertingginya selama dua dekade pada Rabu (15/6) di posisi 105,79.

Anggota Fed juga secara drastis menaikkan proyeksi mereka untuk puncak suku bunga acuan, dengan perkiraan median sekitar 3,8% pada tahun 2023, jauh lebih tinggi dari puncak 2,8% yang terakhir mereka proyeksikan pada bulan Maret.

Seperti yang diwartakan Reuters, bahwa kisaran pertumbuhan ekonomi AS mendekati 0 pada 2023 karena The Fed bertindak sangat agresif untuk meredam inflasi.

Dengan suku bunga acuan yang tinggi, akibatnya juga akan menaikkan suku bunga kredit. Hal ini membuat ekspansi dunia usaha akan tersendat, serta tingkat konsumsi menjadi tertekan. Akhirnya, pertumbuhan ekonomi akan melambat.

"The Fed bersedia membiarkan tingkat pengangguran naik dan mengambil risiko resesi untuk menurunkan inflasi kembali. Ini bukan momen Volcker untuk Powell mengingat besarnya kenaikan, tapi dia seperti versi Mini-Me dari Volcker dengan langkah ini," kata Brian Jacobsen, ahli strategi investasi senior di Allspring Global Investments dikutip dari Reuters.

Dia mengacu pada mantan Ketua Fed Paul Volcker, yang berjuang melawan inflasi pada awal 1980-an dan melibatkan kenaikan suku bunga yang tajam dan tak terduga sebanyak empat poin persentase sekaligus.

Bahkan dengan langkah-langkah suku bunga yang lebih agresif yang diambil, pembuat kebijakan tetap melihat inflasi yang diukur oleh indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi di 5,2% sepanjang tahun ini dan hanya melambat secara bertahap menjadi 2,2% pada 2024.

Inflasi telah menjadi masalah ekonomi yang paling mendesak bagi The Fed dan mulai membentuk lanskap politik juga, dengan sentimen rumah tangga yang memburuk di tengah kenaikan harga makanan dan bensin.

Presiden Fed Kansas City Esther George adalah satu-satunya pembuat kebijakan yang tidak setuju dalam keputusan Rabu, lebih memilih kenaikan suku bunga setengah poin.

Di Asia, performa rupiah masih terbilang apik. Pasalnya, mayoritas mata uang di Asia masih terkoreksi terhadap dolar AS, tapi rupiah berhasil menguat.

Rupiah berhasil menduduki juara ke-empat. Sementara itu, ringgit Malaysia menjadi mata uang terbaik hari ini, di mana ringgit Malaysia berhasil menguat 0,33% dan disusul oleh yuan China.

Indonesia sendiri cukup beruntung. Kenaikan harga komoditas internasional seperti batu bara, nikel hingga minyak kelapa sawit memberikan dampak positif ke perekonomian. Mulai dari ekspor, cadangan devisa, pasokan valuta asing hingga tambahan penerimaan negara.

Hal tersebut juga sekaligus membantu pemerintah menahan harga energi lewat subsidi serta menambah bantuan sosial untuk masyarakat. Maka dari itu inflasi bisa terkendali meskipun ada tren mengalami kenaikan tapi tidak terlalu signifikan.

Bank Indonesia (BI) akhirnya juga tidak perlu buru-buru menaikkan suku bunga acuan yang bisa menahan laju pemulihan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular