Bukan Nuklir, Ini 'Senjata' Utama Amerika Kuasai Dunia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 June 2022 11:10
Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri Upacara Pemberian Penghargaan Negara di Istana Grand Kremlin di Moskow, Rusia, Minggu (12/6/2022). (Photo by Contributor/Getty Images)

Sanksi yang diberikan ke Rusia, begitu juga negara-negara lain dalam beberapa dekade ke belakang menjadi indikasinya Amerika Serikat menggunakan dolar AS menjadi senjata. Setidaknya tujuh bank dan institusi Rusia dikeluarkan dari jejaring informasi perbankan internasional yang dikenal sebagai SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication), yakni semacam platform jejaring sosial bagi bank.

Selain akan memutus SWIFT dari Rusia, Amerika Serikat dan Sekutu juga membekukan cadangan devisa bank sentral Rusia yang ditempatkan di luar negeri.

Sebelum perang Rusia-Ukraina dimulai akhir Februari lalu, cadangan devisa Rusia mencapai US$ 643 miliar, sekitar setengahnya ditempatkan di luar negeri dan dibekukan oleh AS dan sekutu.

Dampaknya, di awal Maret lalu nilai tukar rubel jeblok hingga lebih dari 100% ke rekor terlemah sepanjang sejarah RUB 150/US$, dan inflasi juga meroket.

Dengan dikeluarkannya Rusia dari SWIFT, dan cadangan devisa yang dibekukan, bank sentral Rusia tentunya kesulitan memenuhi kebutuhan valuta asing khususnya dolar AS di dalam negeri.

Importir akan kesulitan membayar kepada pemasok, begitu juga eksportir kesulitan menjual produknya. Perekonomian suatu negara akan mengalami gonjang ganjing akibat minimnya pasokan dolar AS. Perekonomian Rusia pun diramal mengalami kontraksi di tahun ini. 

Sebelum Rusia, ada Iran yang merasakan efek yang sama. Pada 2012, Iran dikeluarkan dari SWIFT sebagai bagian dari sanksi Amerika Serikat yang menyebut Iran menjalankan program nuklir. Dengan dikeluarkannya dari SWIFT, Iran dilaporkan kehilangan pendapatan dari ekspor minyak mentah hingga 50% dan sekitar 30% dari total perdagangan international.

Selain itu, nilai tukar rial Iran juga jeblok ke rekor terlemah sepanjang sejarah, dan inflasi menjadi meroket hingga lebih dari 45%.


HALAMAN SELANJUTNYA >>> Bagaimana Nasib Dolar AS ke Depannya?

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular