Kripto Kolaps: Dari Batal Renovasi Rumah Hingga Kekayaan Drop

dhf, CNBC Indonesia
15 June 2022 14:35
Cover Topik, Fokus Chaos Pasar Kripto
Foto: Cover Topik/Chaos Pasar Kripto/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar mata uang kripto kembali membuat geger. Kejatuhannya membuat pemiliknya, dari miliarder hingga investor ritel yang bermain 'receh' pun gigit jari.

Sebut saja Aldo, salah satu karyawan di sebuah perusahaan swasta. "Pokoknya sedih kalau diceritain, loss Rp 30 juta," ungkapnya, Rabu (15/6/2022).

Kepala cabang salah satu perusahaan penunjang telekomunikasi ini memang tak sampai merugi. Duit yang ia benamkan tak sampai minus, hanya portofolionya saja yang tergerus.

Sebab, ia sudah masuk ke pasar kripto sejak awal pandemi yang tak lama kemudian harga mata uang kripto terbang ke bulan. Sejak saat itu, ia keluar masuk, tapi dengan intensitas yang tidak terlalu tinggi. Tak jarang, ia kembali masuk ketika harga sejumlah kripto sedang di bawah.

"Tapi, ya, begitu... Punya niat mau cairkan buat tambah renovasi rumah, batal, ga bisa renovasi rumah," kenangnya.

Aldo hanya sekelumit cerita dari mereka yang sudah terlanjur terbuai dengan meroketnya harga kripto. Meski begitu, Aldo masih cukup beruntung.

Sebab, ada ritel lain yang bukan lagi terbuai, tapi sudah terjebak. Hal ini setidaknya terungkap dari curhatan salah satu netizen di akun instagram @overheardkeuangan.

Dalam postingan itu terungkap, salah satu investor kripto mengaku membeli Bitcoin ketika harganya di US$ 40.000 dan Ethereum di kisaran US$ 3.000 pada Januari. Semula, ia berniat hanya akan menggunakan uang dingin.

Sayangnya, Bitcoin longsor. Ia pun mengikuti apa yang investor lain lakukan, yakni average down ketika harga Bitcoin dan Ethereum masing-masing turun ke level US$ 30.000 dan US$ 2.000.

Masuklah ia ke kripto, dengan maksud untuk average down setelah mengeluarkan modal Rp 200 juta. Parahnya, itu bukan uang pribadi, melainkan uang untuk belanja barang konstruksi dari ayahnya yang kebetulan merupakan seorang kontraktor.

Ia pun berniat menjual mobilnya yang seharga Rp 130 juta untuk menambah average down. Ketika kripto bangkit, akan dijual lagi. "Jadi nggak parah-parah banget minusnya," kata netizen tersebut.

Entah postingan itu berdasarkan kisah nyata atau sekadar konten, nyatanya banyak investor yang memang menjadi 'korban' kripto. Sekelas miliarder pun tergerus kekayaannya.

Contohnya, Changpeng Zhao. Pendiri bursa kripto terbesar di dunia, yakni Binance, pun mengalami kerugian yang amat besar akibat dari crash kripto selama dua kali di semester I tahun ini.

Kekayaan Zhao pun menyusut hingga 89,35% menjadi US$ 10,2 miliar atau setara dengan Rp 149,94 triliun per Senin, 13 Juni kemarin. Padahal saat Bitcoin menyentuh level tertinggi sepanjang masanya di November 2021, kekayaan Zhao sempat mencapai US$ 95,8 miliar atau setara dengan Rp 1.408,26 triliun dan sempat menjadi orang terkaya pertama dari industri kripto.

Sementara itu, Winklevoss bersaudara yakni Cameron dan Tyler Winklevoss melihat kekayaan mereka masing-masing merosot menjadi US$ 3 miliar, dari masing-masing US$ 3,8 miliar saat Bitcoin mencetak ATH.

Winklevoss bersaudara merupakan pendiri bursa kripto Gemini, di mana pada bulan ini mereka akan memangkas sekitar 10% dari tenaga kerjanya.

Adapun di Coinbase Global Inc., bursa kripto terbesar ketiga di dunia membatalkan tawaran pekerjaan karena harga kripto yang terus memburuk.

Sang pendiri yakni Brian Armstrong dan Fred Ehrsam pernah memiliki kekayaan gabungan sebesar US$ 18,1 miliar. Namun kini, kekayaan keduanya menyusut menjadi US$ 2,1 miliar, karena saham Coinbase ambruk 79% sejak penawaran umum perdana (IPO) mereka.

Harga kripto utama kembali bangkit dari zona koreksinya pada perdagangan Rabu (15/6/2022), meski investor saat ini masih belum kembali memburu kripto karena mereka khawatir akan potensi kembali ambruknya kripto.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pagi tadi, Bitcoin dan Ethereum mulai menjauhi zona terendahnya dalam 18 bulan terakhir. Bitcoin menguat 2,53% ke posisi US$ 22.015,04/koin atau setara dengan Rp 324.171.464/koin (asumsi kurs Rp 14.725/US$), Ethereum melejit 7,32% ke harga US$ 1.209,27/koin atau Rp 17.806.501/koin.

Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti Solana dan Polkadot meroket lebih dari 11% pada hari ini. Solana meroket 11,7% ke US$ 29,7/koin (Rp 437.333/koin) dan Polkadot terbang 11,66% ke US$ 7,63/koin (Rp 112.352/koin).

Bitcoin mulai kembali bangkit setelah sempat terkoreksi hingga menyentuh level terendahnya dalam setahun lebih atau sekitar 18 bulan terakhir. Bitcoin menyentuh kisaran US$ 21.000, bahkan nyaris menyentuh kisaran US$ 20.000 pada perdagangan Senin dan Selasa.

Kondisi global yang semakin memburuk menjadi alasan utama investor masih enggan memburu aset digital tersebut. Rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang jauh meleset dari perkiraan pelaku pasar membuat kondisi makroekonomi global semakin dilanda ketidakpastian.

Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) AS pada Mei 2022 melesat 8,6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Inflasi tersebut naik dari bulan sebelumnya 8,3% (yoy) dan menjadi rekor tertinggi sejak 1981.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular