Analisis Teknikal

Tenang! Ada Tanda Sesi 2 IHSG Tak Bakal Tambah Longsor

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 13/06/2022 12:16 WIB
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah signifikan di sesi I perdagangan Senin (13/6/2022). IHSG ambles 1,99% di level 6.945,4 hingga sesi istirahat siang.

IHSG konsisten bergerak di zona merah pada perdagangan awal pekan ini. IHSG langsung terlempar dari level psikologis 7.000 pada pembukaan.

Bahkan IHSG sempat menyentuh level terendahnya di 6.924,95 dan level tertinggi di 6.996,71. Kendati terkoreksi, asing mencatatkan net buy senilai Rp 205 miliar.


Pergerakan IHSG bergerak sejalan dengan mayoritas bursa saham Asia yang ambles di zona merah. Indeks Nikkei memimpin pelemahan dengan koreksi 2,9%.

Pasar merespons negatif pergerakan aset keuangan global termasuk Wall Street akhir pekan lalu setelah rilis data inflasi Mei 2022.

Pada perdagangan Jumat (10/6) pekan lalu, ketiga indeks utama berakhir terkoreksi signifikan, di mana Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite amblas masing-masing 2,73%, 2,91%, dan 3,53%.

Perlu diketahui, sebelumnya di bulan Mei 2022 saat The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pasar keuangan Indonesia ambles tajam sehingga hal ini kembali harus diwaspadai oleh para investor saham domestik.

Analisis Teknikal

Foto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB sesi I, tampak bahwa indeks bergerak di bawah batas bawah BB di 6.950.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI cenderung turun dan kini berada di level 28 dan mengindikasikan berada di level jenuh jual (oversold).

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 telah memotong garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak di wilayah negatif.

Apabila melihat IHSG yang sudah berada di zona oversold, memang ada kemungkinan untuk rebound sesi II, tetapi apabila tekanan jual masih besar kemungkinan akan sulit rebound tajam.

Indeks perlu menguji level 6.925-7.000 terlebih dahulu di sesi II. Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat